Muaro Jambi, Oerban.com– Kontestasi pemilihan raya mahasiswa (PEMIRA) di Universitas Jambi kini memasuki babak baru. Sebagai sarana pembelajaran demokrasi untuk mendapatkan putra-putri terbaik sebagai pemimpin di tingkat fakultas (BEM Fakultas) dan universitas (BEM universitas) tersebut, suasana yang dihadirkan pun tampak berbeda. Memang hal ini bukan yang pertama, sebab pemilihan mahasiswa di kampus tertua di Jambi ini sudah melahirkan banyak pemimpin kampus tercatat sejak tahun 2000-an.
Tata cara pemilihan yang berbeda dari pemilihan konvensional sebelumnya pada tahun ini berganti menjadi e-voting secara online. Selain itu, adanya lembaga Bawasra (badan pengawas PEMIRA) yang ikut mengawasi proses penyelenggaraan yang dilakukan KPU pun menjadi pengalaman pertama.
Suasana itu dapat terlihat ketika memasuki kampung Pinang Masak, beberapa bendera partai terpasang di sudut-sudut jalan. Spanduk ajakan untuk menindak pelanggaran dari Bawasra, spanduk Paslon, hingga spanduk tahapan PEMIRA mengisi sudut-sudut kampus.
Berbicara pemilihan, tentu kita tidak bisa lepas dari pandangan terhadap Paslon yang diusung. Konteks pemilihan di kampus dapat dijadikan model pembelajaran pemilihan di dalam masyarakat, terlebih jika tokoh yang bersangkutan dapat menjadikan ajang tersebut sebagai media pembelajaran untuk kemudian benar-benar dapat memimpin di dalam masyarakat.
Dari banyaknya para calon di fakultas, menarik untuk membahas salah satu paslon di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebagai fakultas terbesar dengan mahasiswa 9000 orang, pasca dimergernya Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ilmu Keolahragaan berdasarkan SK rektor UNJA yang berseliweran di grup-grup mahasiswa. Lantas, tidak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai ibukota Universitas Jambi.
Arip Nurrahman dan Ahmad Fais Hidayat, Paslon yang maju pada pemilihan ketua BEM di FKIP 2020 dengan membawa tagline FKIP manis bersama Arman-Fais. Tagline ini tentu tidak hadir secara cuma-cuma, mereka membawa visi peran kita (kolaboratif, intelektual, transgormatif, advokasi mahasiswa untuk BEM FKIP UNJA).
Hal ini pun dituangkan secara rigid lewat misi yang mereka usung, yaitu peran kolaboratif dengan menjadikan BEM FKIP UNJA sebagai wadah kolaborasi disiplin ilmu, pengembangan potensi, minat dan bakat mahasiswa. Peran intelektual, menjadikan BEM FKIP UNJA sebagai sarana intelektual untuk meningkatkan prestasi mahasiswa di bidang akademik dan non akademik. Peran transformatif dengan mentransformasikan BEM FKIP UNJA menjadi lembaga yang lebih profesional, aspiratif dan melayani seluruh mahasiswa FKIP UNJA. Serta peran advokasi mahasiswa dengan menjadikan BEM FKIP UNJA sebagai fasilitator dengan melaksanakan advokasi mahasiswa FKIP UNJA secara responsif dan tuntas.
Bagi mahasiswa FKIP pada umumnya, sosok Arman-Fais bukanlah orang baru dalam dunia kepemimpinan FKIP. Tercatat sebagai demisioner ketua Forum Studi Islam (FSI), ketua panitia Pengenalan Kehidupan Kampus (PKK) FKIP 2019, dan berbagai kegiatan lain, Arip Nurrahman juga merupakan penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE), asisten dosen di prodi pendidikan fisika, serta telah berhasil memuat 2 karya tulis ilmiah di jurnal nasional. Tak jauh berbeda, Ahmad Fais Hidayat, juga memiliki pengalaman kepemimpinan yang dominan sebagai ketua umum Himpunan Mahasiswa Penndidikan Sejarah.
Tim oerban.com berkesempatan mewawancarai Arip secara khusus, mengenai maksud dan tujuannya dalam mencalonkan diri sebagai calon ketua BEM Fakultas. (4/8)
“Berangkat dari keresahan mahasiswa yang saat ini sudah bercampur dari tiga bidang keilmuan baik pendidikan, seni, maupun keolahragaan di FKIP universitas Jambi yang semakin luas dan dengan permasalahan yang lebih kompleks maka kami menghadirkan BEM sebagai wadah penampung aspirasi agar FKIP kedepannya lebih maju dan kompak serta dapat menuntaskan permasalahan dari tingkat Hima hingga pada tataran yang paling rendah” kata Arip menjelaskan. Ditambahkan Arip ia berharap agar FKIP dapat mengambil peran bersama untuk mewujudkan visi dan misi yang kelak akan ia persembahkan untuk seluruh mahasiswa FKIP.
Penulis : Siti Saira. H
Editor : Renilda Pratiwi Yolandini
- Advertisement -
FKIP MANIS BERSAMA ARMAN-FAIZ : KOLABORATIF, INTELEKTUAL, TRANSFORMATIF, ADVOKASI MAHASIWA UNTUK BEM FKIP UNJA
- Advertisement -