Jakarta, Oerban.com – Sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.Tercatat pada triwulan ketiga tahun 2023, sektor pertanian mencatat pertumbuhan sebesar 1,46 persen dan memberikan kontribusi sebesar 13,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tak tekecuali penyuluh pertanian. Peran penyuluh sangat penting untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Memiliki pengalaman sebagai penyuluh pertanian, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian besar kepada seluruh penyuluh pertanian. “Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.”
Mengingat betapa pentingnya penyuluh pertanian, Kementan tak henti-hentinya melakukan peningkatan kompetensi penyuluh pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan penyuluh pertanian berperan sebagai jembatan vital antara petani dengan informasi teknis, inovasi, dan praktik pertanian terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Mereka juga berperan dalam memfasilitasi adopsi teknologi pertanian yang berkelanjutan.
“Penyuluh pertanian memiliki tugas dan fungsi penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Seorang penyuluh harus bisa menjadi motivator, inovator, fasilitator serta motor penggerak agribisnis pertanian,” tegas Dedi di hadapan lebih dari seribu (1000) orang penyuluh pertanian yang mengikuti kegiatan pembukaan Bimbingan Teknis Kompetensi Penyuluhan Pertanian yang dilakukan secara online (27/5/24).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Muhammad Amin menjelaskan Bimtek Kompetensi Penyuluhan Pertanian akan dilaksanakan selama 7 hari, mulai dari tanggal 27 Mei hingga 2 Juni 2024 yang dilaksanakan secara daring (online) serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya. Tercatat 10.160 orang peserta yang terdiri dari 1.385 orang Penyuluh Pertanian Tenaga Harian Lepas (THL) Pusat dan 8.775 orang Penyuluh Pertanian THL Daerah.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dengan memberikan pembekalan kemampuan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh penyuluh pertanian melalui bimtek serta memperluas jangkauan dan efisiensi pelaksanaan bimtek dan sertifikasi kompetensi jarak jauh,” papar Amin.
Amin menjelaskan bimtek ini merupakan pelatihan dasar fungsional bagi penyuluh yang akan dilanjutkan dengan sertifikasi kompetensi.
“Mengingat masih rendahnya tingkat sertifikasi tenaga kerja di Indonesia, maka pelatihan ini dilaksanakan dengan mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang pada akhirnya mencetak tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan layak mendapat sertifikasi,” tambah Amin.
Miftakul Aziz, Anggota BNSP selaku narasumber menjelaskan bahwa Sertifikat Kompetensi BNSP adalah pengakuan resmi atas keahlian seseorang di bidang tertentu, dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Indonesia. Keahlian tersebut salah satunya adalah penyuluh pertanian, sertifikat ini menunjukkan bahwa pemegangnya telah memenuhi standar kompetensi nasional yang ditetapkan oleh BNSP untuk bidang pekerjaan atau industri tertentu.
“Proses penerbitan sertifikat melibatkan penilaian terhadap pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan praktis individu. Dengan memiliki sertifikat kompetensi BNSP, kredibilitas dan peluang karir penyuluh pertanian dapat meningkat. Selain itu dapat memperkuat pengakuan profesional, serta memberikan kepercayaan kepada pemangku kepentingan terkait,” tutup Miftakul Aziz.(*)
Editor: Ainun Afifah