Aceh Utara, Oerban.com – Langkah awal dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai adalah dengan melakukan pengamatan sedini mungkin. Dengan melakukan Pengamatan di awal petani dapat mengetahui keberadaan dan kemunculan organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengendalian sejak awal sehingga tanaman yang terserang OPT dapat dikendalikan dan mencegah penyebaran bahkan bebas dari gangguan OPT tersebut. (20/10/2020)
Sekelompok petani yang tergabung ke dalam kelompok tani (poktan) Kuta Trieng yang berada di desa Seulunyok, Kecamatan Nibong Kabupaten Aceh Utara didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), Murjani, mengamati hama penyakit tanaman cabai sejak awal.
“Dalam usaha budidaya cabai salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilannya adalah dengan pengendalian hama dan penyakit, yang dimulai dengan pengamatan seawal mungkin. Saat ini kami bersama Kelompok tani Kuta Trieng sedang melakukan pengamatan hama cabai yang ditanam pada lahan seluas 1 hektar. “ ujar Murjani.
Kelompok Tani Kute Trieng yang berada di wilayah binaan BPP Nibong dengan Koordinator Penyuluh Cutti Hasah, mengatakan, “Saat musim penghujan harus dilakukan pengamatan secara rutin karena tanaman akan rentan terserang hama dan penyakit. Untuk itu kami memasang Yellow Trap (perangkap Kuning) yaitu jebakan hama yang terbuat dari bahan berwarna kuning yang melekat. Warna kuning bertujuan untuk menarik hama. Serangga umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu, dimana warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah,” jelas Cutti.
Hal ini sejalan dengan Kostratani sebagai program strategis Kementerian Pertanian, bahwa BPP sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran dan pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.
Seperti yang dicanangkan Kementerian Pertanian bahwa “Pertanian Tidak Boleh Berhenti” karena virus Corona tidak bisa diselesaikan dengan hanya menjaga kesehatan, tetapi ketersediaan pangan harus diutamakan. Dengan ketersediaan pangan yang sehat serta terpenuhinya kebutuhan pangan sehari-hari, secara tidak langsung imunitas tubuh juga akan mengikuti.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan bahwa, “Produk pertanian merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Produksi terus berjalan, dari petani untuk pangan negeri.”
“Pertanian tidak boleh berhenti” tetap olah tanah, tanam dan penen, itulah pesan yang selalu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi kepada seluruh insan pertanian tidak terkecuali penyuluh pertanian dan para petani.
Penulis : Yunisa. TS
Editor : Tim Redaksi