Muaro Jambi, Oerban.com – Gubernur Jambi Al Haris memulai proses peletakan tiang pancang untuk mega-proyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi di kawasan Candi Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Rabu (5/6/2024).
Prosesi peletakan batu pertama atau tiang pancang di lokasi pembangunan museum kompleks KCBN Muarajambi mengikuti adat setempat dengan prosesi beselang Tegak Tiang Tuo. Prosesi ini melibatkan simbolisme mendalam melalui peletakan emas, perak, besi, tapak kuda, dan sawang angin, serta diakhiri dengan penaburan setabun tawar dan secupak garam.
Pada prosesi tersebut, Gubernur Al Haris memulai dengan peletakan emas, diikuti oleh peletakan perak oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, peletakan besi oleh Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, dan seterusnya oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko, serta anggota DPR RI H. Bakrie.
Baca juga: Ketua DPRD Jambi Berikan Materi Kuliah kepada 84 Mahasiswa Fakultas Hukum Unja
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jambi menyampaikan rasa syukurnya atas proses revitalisasi yang dilakukan di kawasan Candi Muaro Jambi. Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa mega-proyek tersebut akan menjadi daya tarik besar bagi wisatawan yang akan datang ke Jambi di masa depan.
“Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Hari ini dengan prosesi (Tegak Tiang Tuo) merupakan bukti nyata bahwa nantinya di KCBN Muarajambi akan memiliki fasilitas yang melengkapi candi. Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen (Kebudayaan) yang meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muarajambi akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi,” kata Al Haris.
Gubernur Al Haris melanjutkan dengan menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi sangat mendukung dan bangga dengan mega-proyek revitalisasi KCBN tersebut. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi bersama masyarakat harus ikut merasakan dampak dari revitalisasi kawasan Candi Muaro Jambi itu.
“(Mega-proyek) Ini lengkap dengan galeri dan sebagainya, ada juga wadah UMKM dan sebagainya, tinggal nanti kita melatih pelaku UMKM, itu kita kembangkan sehingga ekonomi setempat bisa berkembang, dan masyarakat disini merasakan punya usaha baru dan ikut menjaga kawasan ini,” ujarnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, mengatakan bahwa prosesi ini telah dinantikan dengan baik.
“Tegak Tiang Tuo pembangunan di KCBN Muarajambi ini merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya Pemerintah dalam mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia. Melalui upaya ini, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang melalui ekskavasi benda sejarah, mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya dengan tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik,” katanya.
KCBN Muaro Jambi bukan hanya merupakan simbol keyakinan Buddha, tetapi juga merupakan pusat pendidikan dan destinasi spiritual. Di tengah keheningan dan keagungan situs ini, pengunjung diajak untuk menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan pembangunan peradaban.
KCBN Muaro Jambi memiliki makna sejarah yang sangat dalam, merepresentasikan keunikan tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara. Kompleks ini terdiri dari candi tinggi dan rendah, serta stupa besar yang mencapai ketinggian 27 meter, semuanya dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern. KCBN Muarajambi adalah kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara, membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batanghari dan meliputi 8 desa.
Sebagai langkah awal proyek ini, pada akhir April lalu, kontrak konstruksi fisik pembangunan museum telah ditandatangani oleh Kepala PPK Pembangunan Museum M. Natsir Muslim Ridwan dan Senior Vice President Head of Building Operation Division PT PP (Persero) Andek Prabowo.
Selain itu, kontrak konstruksi fisik penataan lingkungan kawasan cagar budaya juga telah ditandatangani oleh PPK Penataan Lingkungan Yanto H.M. Manurung dan Senior Vice President Divisi Operasi 1 PT Brantas Abipraya (Persero) Arviga Bigwanto.
Setelah prosesi Tegak Tiang Tuo, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon sebagai simbol komitmen untuk melestarikan lingkungan. Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya fokus pada aspek fisik candi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.(*)
Editor: Ainun Afifah