Kota Jambi, Oerban.com – Kelompok Wanita Tani (KWT) Serasih di Kecamatan Pelayangan, Jambi, mengambil peluang dari pandemi covid-19 dengan membuat serbuk jahe merah yang berasal dari lahan pekarangan. (22/09/2020)
Ketua KWT Serasih, Ngati, mengungkapkan bahwa sejak pandemi permintaan serbuk jahe merahnya meningkat hingga 100%.
Keberhasilan Ngati dan KWT Serasih dalam menggeluti jahe merah ini akan dikemas dan ditayangkan secara online dalam kegiatan Jambi Berswara Volume 7 yang akan diadakan oleh Bapeltan Jambi secara live dari rumah produksi jahe merah KWT Serasi pada tanggal 24 September 2020.
Kegiatan ini juga nantinya untuk mendukung Peringatan Hari Tani Nasional 2020 dengan tema : Pertanian Andalan Ekonomi Nasional pada Masa Covid-19.
Selain pengolahan jahe merah, Bapeltan Jambi akan mengulik kiat sukses budidaya Jahe Merah pada kelompok tani Teman Abadi yang diketuai Abrianto.
Persiapan yang dilakukan dimulai dari survei lokasi Budidaya dan Pengolahan Jahe Merah ini, pembuatan video profil petani, dan persiapan Materi saat live in nantinya.
Jambi Berswara merupakan inovasi kegiatan Balai Pelatihan Pertanian dalam kondisi pandemi yang terdiri dari 4 metode yaitu : Live in, Webinar, e-training, dan konsultasi agribisnis.
Pada dasarnya Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kenginan Bapeltan Jambi untuk memberikan inspirasi kepada SDM pertanian untuk dapat menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan kususnya di tengah pandemi Covid-19.
Melalui kegiatan ini diharapkan nantinya dapat muncul wirausaha milenial yang mampu berkembang di tengah keterbatasan seperti saat ini.
Harapan tersebut sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada beberapa kesempatan menyatakan bahwa segenap pegawai BPPSDMP harus dapat berinovasi dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat di tengah pandemi.
“Dengan segala keterbatasan di tengah pandemi Covid-19, para widyaiswara khususnya diharapkan dapat memompa semangat dalam berkontribusi memajukan sektor pertanian, karena pertanian tidak boleh berhenti”, ujar Dedi.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan, SDM pertanian harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang tengah dihadapi bersama.
“Covid-19 ini menjadi tanda perubahan paradigma. Itulah tantangan kita hari ini”, ucapya dalam keterangan tertulis di Jakarta
Penulis : Yunisa. TS
Editor : Tim Redaksi