South Carolina, Oerban.com – Dalam enam tahun terakhir, produsen jet komersial mengalami dua kejadian yang memilukan dan ini diperkirakan akan mengarah ke krisis saat ini. (Senin, 29/04/2019)
Federal Aviation Authority (FAA) menghentikan pengoperasian 787 Dreamliner pada 2013 setelah dua kegagalan penerbangan yang disebabkan oleh baterai dan kemudian disusul awal tahun ini dimana 737 Max mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskan 346 orang.
Peristiwa di Indonesia pada Oktober 2018 dan di Ethiopia pada Maret 2019 telah mendorong FAA untuk melakukan penyelidikan yang mengarah kepada tindakan kriminal. Laporan itu akan dimasukan ke dalam sertifikasi pesawat oleh Departemen Kehakiman AS, menurut laporan Seattle Times.
Inspektur jenderal Departemen Transportasi AS juga dilaporkan memeriksa sertifikasi desain pesawat. Pada 10 April, pemegang saham Boeing mengajukan gugatan yang menuduh perusahaan menipu mereka dengan menyembunyikan masalah keamanan. Boeing menghadapi tuntutan hukum atas kecelakaan Ethiopia (8:12). Pada saat itu, Boeing mengecam penyelidikan sebagai “tidak seimbang atau akurat”. Dilansir dari aljazeera.com
737 Max dan 787 Dreamliner adalah dua proyek terbesar Boeing abad ke-21 dan terjual lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar daripada model sebelumnya. Namun dalam setiap kasus, analis dan insinyur selalu mengatakan bahwa Boeing fokus membuat pesawat yang murah untuk dioperasikan maskapai.
Hal inilah yang mendorong FAA melakukan penyelidikan secara serius, seolah produsen pesawat ini hanya mengejar keuntungan tanpa peduli dengan keselamatan penumpang. (TIM)