email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

KA KAMMI Desak Indonesia jadi Juru Damai Rusia-Ukraina

Populer

Jakarta, Oerban.com – Konflik Rusia dan Ukraina sejatinya adalah puncak dari pergolakan yang berkepanjangan. Jika merunut akar sejarahnya, Ukraina dan Rusia berasal dari satu negara yang sama Uni Soviet.

“Kita tahu Rusia dan Ukraina memiliki satu akar sejarah yang sama dan saling berkaitan di masa lalunya. Diskusi ini ingin membaca mengapa terjadi perang Rusia-Ukraina dalam konteks geopolitik global dan bagaimana seharusnya sikap dan posisi politik Indonesia, “ jelas Ketua Keluarga Alumni KAMMI, Rahman Toha di sekretariat KA KAMMI, Kamis, 10 Maret 2022 di Jakarta.

“Sebagai negara yang menerapkan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak boleh terjebak konflik, sebab kedua negara tersebut adalah sahabat Indonesia dalam diplomasi internasional. Sebaiknya Indonesia menjadi juru damai, menolak adanya perang atas nama kemanusiaan dan mendesak kedua negara mengadakan perundingan damai,” tegasnya.

Pakar geopolitik global, Hendrajit dalam kesempatan yang sama menjelaskan membaca arah politik Ukraina dan Rusia harus memahami dalam konteks apa AS dan negara Barat memainkan politik internasionalnya. Menurutnya, Ukraina dalam peta politik global berfungsi sebagai buffer state yang akan membuka pintu masuk negara Barat dalam kolonialisasi modern terhadap negara-negara eks Soviet.

“AS dan sekutunya menempatkan Ukraina sebagai negara proxy mereka. Ini dibaca Rusia sebagai ancaman dalam konteks pertahanan militer negaranya sehingga memicu perang. Indonesia seharusnya mengambil posisi dan peran penting sebagai juru damai sebagai bentuk nyata politik luar negeri bebas aktif, “ terangnya.

Aktivis Global Future Institute ini menambahkan, sikap Indonesia di PBB yang mengecam Rusia itu adalah langkah yang tidak bijaksana. Menurutnya Indonesia sebenarnya berpeluang sebagai penengah dari konflik ini dengan menggalang dukungan negara Asia Afrika agar konflik segera berhenti.

“Indonesia harus mengambil pelajaran dari krisis ini, bahwa betapa bahaya jadi proksi negara asing. Betapa sangat membahayakan jika sebuah negara tidak menyadari lokasi geografisnya menjadi asset politik perebutan negara adikuasa” tutupnya.

Sebagaimana rilis yang diterima meja redaksi oerban.com

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru