Kota Jambi, Oerban.com – Badan Pemberdayaan Perempuan (BPP) KAMMI Kota Jambi mengadakan pelatihan konseling dengan tema “Dari Pendengar, Menjadi Pengubah” di Kantor WALHI Jambi, pada Jumat (20/12/2024).
Acara ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Asi Noprini, S.Psi., Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi, dan Ferdia Prakarsa, S.H., Advokat UPTD PPA Provinsi Jambi. Hadir pula anggota komisaris Sultan Thaha, Tahrir, Siginjai, dan Al Mizan.
Siti Aisah, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan KAMMI Kota Jambi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada para peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Menurutnya, pelatihan ini ditujukan khusus bagi relawan yang tergabung dalam program Ruang Cerita Puan, yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.
“Ruang Cerita Puan hadir untuk menyediakan ruang aman bagi perempuan yang mengalami tekanan mental maupun psikologis. Mengingat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia yang mencapai lebih dari 300.000 per tahun, pelatihan ini menjadi langkah penting untuk membangun jaringan advokasi yang kuat,” ungkap Siti Aisah.
Ia menambahkan bahwa perempuan adalah salah satu pilar peradaban, dan keberdayaan mereka akan menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Muhammad Rizki, Ketua KAMMI Daerah Kota Jambi, turut memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bekal bagi para relawan dalam melakukan pendampingan.
“Setidaknya ada tiga poin utama yang akan diperoleh peserta dari kegiatan ini. Pertama, pemahaman mendalam tentang isu-isu kekerasan seksual dan kesehatan mental. Kedua, semangat menyebarkan pemahaman dan solusi berbasis nilai-nilai Islam. Ketiga, kesempatan membangun jejaring yang dapat menjadi modal dalam kegiatan advokasi ke depan,” ujarnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mendampingi korban kekerasan dan persoalan psikologis. Dengan tagline “Ruang Cerita Puan: Berdaya, Berani, Berkarya”, diharapkan program ini mampu menjadi solusi konkret dalam mengatasi persoalan kekerasan terhadap perempuan, sekaligus membangun generasi muda yang lebih peduli dan progresif.
Editor: Ainun Afifah