email : [email protected]

23.9 C
Jambi City
Saturday, November 23, 2024
- Advertisement -

KAMU YANG PERGI, DIA YANG DATANG

Populer

Maret 2020. Ketika kamu pergi dan dia datang. Kamu adalah kisah dan dia adalah virus corona.

Mati satu tumbuh seribu. Tapi untuk sekarang sehat satu positif seribu. Virus corona atau covid-19 sesuatu yang ditakutkan oleh manusia saat ini setelah tuhannya, tapi itu bagiku entah tidak bagi kamu atau mereka. Virus covid-19 adalah si penggagal rencana yang baik untuk saat ini. Semua hal yang telah aku rencanakan, yang aku angan-angankan semuanya gagal total.

Mulai dari rencana jualan pas wisuda, jualan takjil bareng teman pas bulan puasa, buka bersama sekelas, jalan-jalan sekelas, pergi ke Sungai Nanam, makrab organisasi, event dan apapun itu yang kegiatanya diluar rumah, FAILED. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kampung. Sedikit kesal dengan situasi saat ini, ditambah lagi adanya larangan untuk tidak boleh berkumpul, jaga jarak 1 meter, nongkrong di warung di bubarin polisi, aku dan kamu dibubarin dia. Sedih…:D
Ketika aku dikampung, ada banyak hal yang aku lakukan di tengah hingar bingar virus covid-19 ini. Bangun pagi, kuliah daring, bantu orang tua buat sarang ketupat, tanam pisang, masak, bales chat grup, nungguin kamu bales chat, dan pantengin berita terbaru tentang covid-19 ini di Hp atau Tv. Ngomong-ngomong soal berita nih, ada beberapa berita yang memang bikin aku kesal banget. Dari banyaknya berita yang ada, berita fakta sama hoax itu sama sama banyak. Tambah lagi orang tua aku tidak pengguna media sosial. Mereka cuma menerima informasi dari Tv atau tetangga.

Ada waktu itu tetangga datang kerumah unutk menyampaikan informasi bahwa kampungku sudah ada beberapa orang yang positif covid-19. Oh my god. Setelah dicari kefaktaannya ternyata pihak rumah sakit kampungku menyampaikan bahwa belum ada orang kampungku yang positif covid-19. Kecemasan orang kampung ku sudah level parah. Sholat jumat sepi, orang-orang cuma berdiam diri didalam rumah, Musholla sepi, sampai-sampai orang jualan tidak ada yang membeli. Akibat covid-19 ini ekonomi merosot. Kehidupan semakin terlihat buruk.

Ditengah pemerintah menyuarakan #dirumahaja aku menyadari bahwa keluargaku tidak mengindahkan sama sekali akan ini. Ayahku tetap pergi bekerja, ibuku tetap membuat sarang ketupat pesanan orang-orang, dan aku juga tetap pergi keluar rumah sampai akhirnya aku terkena flu dan batuk yang membuatku #dirumahaja. Kata ayahku, ayah tidak akan mungkin berdiam diri di rumah hanya menonton tv tentang berita covid saja. Ayahku bukan seorang pns atau apapun itu yang jika dirumah tetap menerima gaji, ayahku tetap bekerja demi menghidupi keluarganya. Sebenarnya bukan ayahku saja, tapi ayah-ayah yang lain juga seperti itu mungkin demi keluarganya. Ayahku seorang buruh harian lepas yang sangat aku banggakan.

Saat ini, kondisiku bisa dibilang tidak baik-baik saja. Sudah 15 hari flu dan batuk ini menemani keseharianku yang membuatku #dirumahaja. Suatu kali, ketika aku batuk di rumah, ibuku langsung bilang “ga corona kan?” astaga makjang. Dari bayi aku sudah terkena batuk, flu, panas, muntah dll biasa saja, sampai akhirnya sekarang sedikit batuk saja orang-orang takut dengan kita. Awalnya aku juga cemas, badan ku sedikit panas karena flu dan batuk ini. Waktu diperiksa suhu tubuhku 37,6. Tapi aku merasa ini bukan covid-19, tubuhku panas hanya karena kurang minum dan karena flu batuk ini saja, bukan karena corona. Jangan cemas yang berlebihan. Bisa-bisa kita mati karena kecemasan.

Terkadang, kecemasan yang kita rasakan itu bisa berakhir ke psikosomatik. Psikosomatik ini adalah suatu penyakit dimana pikiran bawah sadar kita menghasilkan gejala fisik tanpa adanya penyakit. Misalnya ketika kita membaca tetang gejala covid-19, seakan akan tubuh kita juga ikutan merasakan gejalanya. Jadi kadang orang memiliki gejala covid-19 ini ya karena mereka cemas:v. Karena, psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.

Psikosomatik yang kita rasakan itu tidak menular secara fisik tapi melalui emosional. Sering menonton tv, membaca tentang berita covid-19, dan tidak selektifnya dalam memilih berita. Jadi, disini aku ingin tekankan untuk diriku sendiri dan orang-orang diluar sana yang sering menonton atau membaca tentang berita virus corona untuk mengurangi hal tersebut. Aku bukan melarang untuk membaca atau mencari infomasi terbaru tentang penyakit ini ya.. dilansir dari kompas.com ada beberapa hal yang bisa kita lakukan unutk mengatasi kecemasan : pertama, batasi dan selektif dalam membaca atau mencari berita. kedua, beri jarak kita dengan media atau konten yang bisa membuat kita cemas. Ketiga, selalu bersama keluarga.

Kisah sedih karena pandemi ini pasti ada. Banyak orang yang kehilangan keluarganya, banyak orang yang tidak bisa bertemu dengan keluarga, banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, dan mungkin ada orang yang bersyukur karena virus ini. Yaitu, bersyukur dalam hal menghargai sesuatu, menyadari sesuatu dan karena telah memperlihatkan sesuatu. Dalam hal menghargai sesuatu misalnya, kita lebih menghargai waktu, waktu tidak dapat diputar kembali, kejadian-kejadian yang berlalu hanya bisa diceritakan saja pada saat wabah ini terjadi. Kita menyadari sesuatu, kita sadar pentingnya menjaga kesehatan, kita sadar bahwa fasilitas kesehatan kita dan rumah sakit kita belum memadai.

Contohnya saja kita kekurangan alat tes untuk mendeteksi virus ini, kita kekurangan APD, kita kekurangan tenaga medis, hand sanitizer yang tak ditemukan lagi, hingga masker yang hilang dari peredaran. Yang terakhir, kita diperlihatkan sesuatu. Di tengah orang-orang sibuk dalam mengatasi dan menangani covid-19 ini, ada pula orang-orang yang sibuk membahas tentang omnibus law ditengah pandemi ini, apa bapak-bapak yang manis itu merasa akan menjadi pahlawan di tengah pandemi ini? Tapi sayangnya, Bapak keliru.

Mungkin sekian dulu dari saya, banyak yang bilang “setelah pandemi usai, kita ngopi bareng sambil diskusi tentang masa depan”. Tapi kalau aku “Saat ini atau setelah pandemi , aku ingin kamu selalu baik-baik saja.” Luv

 

Penulis: Elvi

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru