Tanjung Jabung Barat, Oerban.com – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) merupakan unit organisasi non eselon di bidang pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. BPDPKS bertugas menghimpun dana dari pelaku usaha perkebunan yang selanjutnya akan digunakan dalam mendukung program pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Tahun ini Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian kembali dipercaya untuk menyelenggarakan 8 (delapan) pelatihan kelapa sawit oleh BPDPKS, setelah tahun kemarin sukses dengan 9 (sembilan) angkatannya.
Pembukaan pelatihan perdana kerjasama Bapeltan Jambi dan BPDPKS dibuka langsung oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin, Senin malam (3/7) di Aula Bapeltan Jambi. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bapeltan Jambi, Kasubbag Tata Usaha, Subkoordinator Penyelenggaraan Pelatihan, perwakilan Widyaiswara, dan segenap panitia pelatihan.
Pelatihan perdana ini bernama Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Angkatan I dan II yang diikuti oleh 53 orang peserta yang keseluruhannya berasal dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Pelatihan yang diselenggarakan selama 5 hari dari tanggal 03 sampai dengan 07 Juli 2023 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani dalam melakukan budidaya. Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit ini juga menghadirkan narasumber dari LPP Yogyakarta untuk memperkaya khasanah pengetahuan para peserta.
Dalam sambutannya, Kapuslatan, Muhammad Amin, menyampaikan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas strategis di Indonesia. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi, sebagai petani harus mengetahui teknis budidaya kelapa sawit terutama 90% ditentukan oleh pemahaman mengenai benih unggul, tegasnya. Oleh karena itu dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi tentang budidaya sawit.
Lebih lanjut Kapuslatan menyatakan sebagai insan pertanian harus mampu beradaptasi dan berinovasi ditengah maraknya informasi dan teknologi baru yang ada. Selain itu, aspek kelembagaan juga perlu diperhatikan agar kita mempunyai bargaining position, tambahnya lagi. (DNA)