Muara Jambi, Oerban.com -Aliansi Mahasiswa Universitas Jambi menggelar aksi dengan berkeliling kampus UNJA Mendalo sebelum akhirnya memusatkan aksinya di depan rektorat Universitas Jambi pada Kamis, 11 April 2019.
Aksi ini dipicu kebijakan pihak rektorat UNJA yang dinilai memberatkan mahasiswa. Mulai dari isu parkir sampai biaya test JUELT yang diberlakukan kepada mahasiswa.
Menurut Imam Badawi selaku kooridinator lapangan, aksi dilakukan karena kebijakan-kebijakan yang ditetapkan birokrasi memberatkan mahasiswa.
“Aksi ini kami lakukan karena kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan birokrasi UNJA sudah memberatkan mahasiswa. Seolah-olah kebijakan ini adalah money oriented. Seperti parkir dan JUELT. Memang harus ada peningkatan kapasitas mahasiswa. Akan tetapi jangan selalu mengeruk dan memaksa uang pribadi mahasiswa keluar. Cukuplah uang UKT yang besar, yang tidak jelas kemana arahnya”.
Selain itu, digelarnya aksi dikarenakan transparansi keuangan kampus yang tidak jelas, sedangkan kita mengetahui universitas sudah Badan Layanan Umum (BLU). Inti dari BLU itu harus transparan dan sekali lagi diingatkan kampus ini tempat pendidikan bukan tempat komersil”. Papar Imam. (11/4).
Adapun tuntutan dari aksi Aliansi Mahasiswa Universitas Jambi tersebut antara lai, (1) Mendesak Rektor UNJA memberhentikan pengelola parkir unja karena sudah tidak sesuai standar operasional, sehingga sangat merugikan mahasiswa. (2) Tolak korupsi, kolusi dan nepotisme di UNJA. (3) Mendesak Rektor menurunkan biaya JUELT yang terlalu mahal dan tidak sesuai dengan kualitas, serta tidak ada batasan pembayaran.
Aksi ini memberikan keputusan yang cukup baik. “Aksi ini cukup memuaskan, karena bisa membuat perubahan biaya JUELT dan bisa mediasi ke pihak parkir dan rektorat,” jelas Imam Badawi. Berikut hasil rapat Aliansi Mahasiswa Jambi bersama pihak Rektorat UNJA. Biaya test pertama (Rp. 250.000), test kedua (Rp. 150.000), test ketiga (Rp. 100.000) dan test keempat gratis hingga seterusnya. (IRA)
