Buleleng, Oerban.com – Selentingan mengenai mafia bibit ini benar-benar mengagetkan bagi kami, petani yang bergerak di lapangan. Karena selama ini kami sama sekali tidak pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan bibit komoditas yang kami kembangkan bersama Teman-teman Petani Muda. Dengan tegas AA Gede Agung Wedhatama P salah seorang Duta Petani Milenial (DPM) Kementerian Pertanian RI yang juga seorang wirausaha muda pertanian sukses.
Pria yang akrab disapa Bligung ini menyatakan bahwa sebagian besar bibit yang digunakan berasal dari benih yang dikembangkan dari herlum lokal maupun yang dikembangkan oleh sektor swasta, atau benih import (hybrid) yang sudah di regulasi ketersediaanya.
“Untuk komoditas tertentu, petani kami bahkan melakukan perbanyakan bibit secara swadaya dan dalam koridor hukum yang jelas. Jadi isu mafia bibit ini kami rasa bukan sesuatu yang bisa secara mudah bisa kita simpulkan dan masih belum objektif,” tegas Bligung.
Ia menyatakan, kalau dasar tuduhan itu adalah adanya bibit yang mutunya rendah atau bermasalah ketika dibudidayakan, mungkin lebih arif jika ditelusuri dimana sumber bibit yang dimaksud, atau, lebih baik lagi, jika ada praktek mafia bibit yang terdeteksi, sebaiknya diambil langkah-langkah hukum untuk menanggulanginya, bukan malah dijadikan polemik yang menimbulkan keriuhan di masyrakat. sehingga tidak ada pihak yang dikambing hitamkan.
Bligung sendiri adalah pendiri komunitas Petani Muda Keren (PMK), PT. Bos (Bali Organik Subak) serta BosFresh Apps in Bali. Melihat besarnya peluang di industri pertanian di Indonesia, khususnya di Bali tidak disertai dengan tingginya keterlibatan generasi muda menjadi tantangan tersendiri baginya. Maka ia pun mengajak generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian dengan mengoptimalkan sumberdaya alam yang ada dengan tetap menjaga kearifan lokal yang ada.
“Kami di komunitas Petani Muda Keren serta banyak rekan-rekan DPM/DPA yang tersebar di 34 provinsi hingga saat ini tidak menemukan adanya kelangkaan benih terlebih isu mafia benih. Apabila ada mafia benih ditengah-tengah kita, Kami petani milenial akan berada digarda terdepan membasmi dan memberantas mafia-mafia tersebut. Karena kita semua menyakini bahwa mafialah yang melakukan monopoli/oligopoli pasar sehingga membuat ketimpangan dalam tatanan ekonomi nasional,” tambahnya.
Memiliki semangat untuk memajukan sektor pertanian, Bligung berharap Kementrian BUMN dan Kementan menciptakan sinergi dalam pengadaan benih/bibit agar bisa menyediakan bibit yang bermutu dan terjangkau oleh petani, sehingga kesejahteraan petani di akar rumput dapat terealisasi.
“Demi Indonesia kira harus bergerak bersama, lakukan sinergi apik. Maju Terus Petani Nusantara. Maju Bersatu Membangun Bangsa tercinta Indonesia”, pesan Bligung.
Penulis : Nurlaily