Jakarta, Oerban.com – Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengatakan, virus Covid varian Mu yang sedang ramai dibicarakan saat ini sebetulnya telah ditemukan sejak lama.
“Varian itu sudah ditemukan lama, Januari 2021, jadi sudah 8–9 bulan yang lalu, mula-mula ditemukan di Kolombia, kemudian di Ekuador, kemudian ada di Spanyol, dan di Amerika,” katanya dalam keterangan videonya, Sabtu (11/9/2021).
Zubairi menyebutkan, dari keseluruhan virus Covid yang ada di dunia ini, hanya 0,1% yang merupakan varian Mu. Lalu, kata dia, mengapa saat ini terjadi kekhawatiran, itu karena sejarah varian Delta yang menakutkan.
“Karena sejarah dari varian Delta amat menakutkan. Bayangkan, Amerika yang di awal Januari 4.000 kematian, bisa turun drastis hingga 400, tahu-tahu naik lagi ke puncaknya, mencapai 6.000 orang perminggu,” terangnya.
Kendati begitu, Zubairi menegaskan agar masyarakat tidak perlu panik, karena mungkin sekali varian Mu tidak akan menjadi masalah jangka panjang. Namun masyarakat tetap diminta untuk mengantisipasi.
Mengenai varian Mu yang bisa menembus anti bodi, Zubairi tidak menafikan hal tersebut. Dia menjelaskan, kalau seseorang sudah terinfeksi kemudian timbul kekebalan, atau seorang dari vaksin kemudian jadi kebal, begitu kena varian Mu memang tetap bisa menyerang orang tersebut yang relatif seharusnya terlindung.
“Tetapi sekali lagi masalahnya ternyata memang katanya lebih serius dari varian Alfa dan Gamma, namun tidak seserius varian Delta,” ucap Zubairi.
Saat ini, menurutnya, pemerintah harus lebih prioritas untuk bagaimana mempelajari perkembangan varian Mu di banyak negara lain, khususnya perkembangan di Kolombia, Ekuador, kemudian di Amerika.
“Walaupun Amerika baru sekitar 2.000-an masih amat sangat sedikit banget, kemudian juga di Spanyol dan Meksiko itu kita perlu memantau, monitor bagaimana perkembangan varian Mu di sana,” jelasnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini