Kota Jambi, Oerban.com – Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan sosial masyarakat dunia, mulai dari pembatasan berkegiatan di luar rumah hingga pembatasan untuk berkumpul yang membuat orang-orang harus membatalkan prosesi upacara agama maupun upacara pernikahan.
Namun, tidak semua orang melaksanakan apa yang dianjurkan tersebut, ada juga yang melakukannya dengan cara menyesuaikan diri dengan mengurangi jumlah undangan, menggunakan APD, bahkan menyediakan hand sanitizer. Indonesia yang memiliki keragaman suku budaya pun memiliki berbagai bentuk tradisi pelaksanaan upacara tertentu.
Kota Jambi sebagai salah satu kota yang sebagian besar masyarakatnya bersuku Melayu memiliki keunikan tersendiri dalam prosesi adatnya untuk bertunangan. Hal ini seperti yang dilakukan oleh pasangan Nyimas dan Iwan di Kel. Penyengat Rendah RT. 08 pada (4/4) kemarin. Di tengah merebaknya wabah pandemi Covid-19 di Provinsi Jambi yang menyebabkan 2 orang di Jambi positif terinfeksi, tidak membuat kedua belah pihak membatalkan niatnya untuk melaksanakan prosesi tunangan yang telah dijadwalkan jauh-jauh hari.
Siang itu pukul 14.00 Wib, kediaman pihak wanita di RT. 08 Penyengat Rendah tampak berbeda, ruang tengah dihiasi oleh dekorasi khas tunangan dengan nuansa putih dan bunga-bunga. Di bagian dapur, para ibu-ibu sudah bersiap-siap dengan sejumlah masakan untuk jamuan pihak laki-laki. Sedangkan Nyimas (23) telah menunggu di dalam kamar lengkap dengan riasan wajah dan baju kurung.
Pertunangan dalam adat Jambi disebut juga ikat kuat wajib semayo melibatkan tetua adat dari kedua belah pihak dan keluarga dekat. Baru pada pukul 14.46 Wib pihak laki-laki datang dari Desa Suko Awin Jaya dengan beberapa orang anggota keluarganya. Tak lama kemudian, prosesi pun dimulai.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 30 orang tersebut dibuka oleh ketua adat, dilanjutkan dengan pembacaan ummul Quran, serah terima tanda sirih kapur berisi penyampaian maksud dengan petatah-petitih dari pihak laki-laki dan pihak perempuan, diwakili oleh pihak ketua adat masing-masing, serta penyampaian hukum adat pertunangan selama satu jam, lalu ditutup dengan doa.
Barulah setelah prosesi tersebut selesai, ibu dari pihak laki-laki memasangkan cincin ke jari manis pihak perempuan sebagai tanda keseriusan komitmen menuju jenjang selanjutnya. Wajah bahagia tak terhindarkan dari kedua keluarga yang memiliki hajat. Barulah kedekatan benar-benar terasa saat semua undangan menyantap hidangan dari tuan rumah.
Iwan (25) mengungkapkan rasa suka citanya atas terlaksananya prosesi pertunangannya. Ia mengaku, meskipun agak was-was dengan kondisi saat ini, ia juga tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Alhamdulillah, prosesnyo lancar tanpa hambatan. Cuma keluarga yang diundang cuma dikit karena takut Corona ni, jadi yang dekat Bae” katanya pada tim Oerban.com, Sabtu (4/4) setelah acara tersebut selesai.
Penulis: Novita Sari
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini