Turki, Oerban.com – Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Turki dari Parlemen Turki, Adnan Gunner, diminta ikut mendorong kedua negara segera menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement-IT CEPA).
Hal tersebut disampaikan Ketua GKSB Indonesia-Turki (GKSB) DPR RI, Muhammad Farhan saat melakukan kunjungan ke Ankara, Turki, Rabu (31/3).
Pasalnya, sejak perjanjian IT-CEPA yang mencakup kesepakatan perdagangan bebas dinegosiasikan oleh kedua negara pada 2017, kemajuan yang dicapai hingga kini belum menjanjikan.
“Sebagai mitra strategis, Indonesia berharap bisa menyelesaikan sesegera mungkin perjanjian tersebut. Karena itu kami meminta dukungan parlemen Turki untuk ikut mendorong hal tersebut,” ujar Farhan seperti dikutip dari laman Fraksi Nasdem, Jum’at (2/4).
Anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan, pada 2019 volume perdagangan Indonesia-Turki sebesar US$1,6 miliar (sekitar Rp23,3 triliun). Namun, angka tersebut masih di bawah target ditetapkan oleh presiden kedua negara yaitu sebesar US$10 miliar (sekitar Rp145 triliun) pada 2023.
“Kita perlu segera menandatangani IT-CEPA untuk mempercepat pencapaian target volume perdagangan yang telah ditetapkan. KBRI terus menggunakan semua kesempatan untuk mendesak percepatan finalisasi perjanjian tersebut,” tukasnya
Selain membahas masalah IT-CEPA, dalam pertemuan pertamanya dengan mitra Turki, rombongan GKSB Indonesia juga membahas isu-isu lain dalam hubungan bilateral antara lain kerja sama penyiaran serta kerja sama parlemen terkait isu-isu global.
Rombongan GKSB Indonesia-Turki DPR RI berada di Ankara pada 29-31 Maret 2021. Selama berada di Ankara, selain bertemu dengan mitranya di parlemen Turki, rombongan juga melakukan pertemuan dengan CEO TRT (perusahaan penyiaran radio dan televisi Turki), Kamar Dagang dan Industri Turki, Wakil Menteri Industri dan Teknologi Turki, serta Wakil Menteri Kesehatan Turki.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini