Oleh: Sugiyarto
Oerban.com – Rasulullah SAW pernah mengibaratkan umat Islam bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, seluruh badan ikut merasakannya. Hadis riwayat Muslim ini benar-benar menggambarkan betapa indahnya persaudaraan dalam Islam.
Kalau kita renungkan, persaudaraan yang ditunjukkan kaum Muhajirin dan Anshar saat hijrah juga luar biasa. Mereka baru pertama kali bertemu, tapi sudah saling berbagi harta, tempat tinggal, bahkan keluarga. Sampai segitunya Rasulullah SAW dan para sahabat mencontohkan ukhuwah islamiyah.
Lalu, bagaimana caranya kita menjaga ukhuwah ini di zaman sekarang? Setidaknya ada lima langkah yang bisa kita ambil:
Pertama, menutup aib saudara kita.
Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya kekurangan. Jadi, jangan sampai kita sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, sementara diri kita sendiri penuh kekurangan.
Rasulullah SAW mengingatkan, barang siapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Artinya, kalau kita melihat teman atau saudara seiman melakukan kesalahan, sebaiknya tidak disebarkan. Cukup dinasihati dengan baik.
Kedua, memaafkan saudara seiman.
Allah sudah memberi waktu kepada kita tiga hari untuk berdamai. Jadi kalau kita masih menyimpan dendam lebih dari itu, artinya kita sedang menutup pintu ampunan sendiri.
Rasulullah SAW bersabda bahwa ampunan Allah tidak turun kepada orang yang masih bermusuhan dengan saudaranya. Inilah kenapa memaafkan itu penting, meski kadang berat dilakukan.
Ketiga, membantu melepaskan kesulitan sesama muslim.
Kesulitan itu macam-macam bentuknya: bisa karena masalah ekonomi, pindahan rumah, atau sekadar butuh teman curhat. Rasulullah SAW bersabda, siapa yang membantu melapangkan kesulitan saudaranya di dunia, Allah akan melapangkan kesulitannya di hari kiamat. Jadi, jangan pernah remehkan bantuan kecil yang kita berikan.
Keempat, berbaik sangka.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 12, Allah menegaskan agar kita menjauhi prasangka buruk. Husnuzan itu sederhana, tapi dampaknya besar. Dengan berbaik sangka, kita bisa menjaga persaudaraan dari fitnah dan perpecahan. Kalau setiap ada kabar langsung disikapi negatif, ukhuwah pasti akan retak.
Kelima, mendoakan sesama muslim.
Ini hal yang sering kita lupakan. Padahal, doa untuk saudara kita diam-diam, justru akan kembali juga kepada kita. Malaikat ikut mengamini doa itu. Jadi, jangan pelit mendoakan kebaikan untuk sesama, karena itu juga kebaikan bagi diri kita sendiri.
Kalau lima hal ini bisa kita jalankan, insya Allah ukhuwah islamiyah akan tetap kuat. Apalagi sekarang, ketika godaan untuk saling menjatuhkan begitu besar, terutama di media sosial. Mari kita jadikan sabda Rasulullah SAW sebagai pengingat. Sebab ukhuwah bukan hanya slogan, tapi amal nyata yang harus kita jaga.

