Lebih jauh soal itu seorang Fenomenologi agama Rudolf Otto; bahwa kata Taqwa itu sendiri mengandung dua arti sekaligus yakni Tuhan yang Tremendum (menakutkan) dan Tuhan yang Fascinosum (menarik hati).
Adanya unsur Tremendum dalam pengertian Takwa sebagai tujuan ummat beragama, membuat hubungan manusia dengan Tuhan dalam sejarah agama samawi menjadi “kurang manusiawi” mengabaikan sisi fitrah dari diri manusia, mewujudkan Tuhan sebagai Zat yang bengis dan menakutkan. Oleh karenanya timbul kekerasan atas nama Tuhan, dengan membuat terminology Kafir sendiri sebagai legalisasi untuk menumpahkan darah bagi penganut agama selain yang mereka anut, semua agama samawi menggunakan anasir ini. (Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; 2003).
Ide atas dasar politik , Kota Madinah sebagai entitas politik pada masa nya
Ide dasar yang kedua adalah ide dasar politik di selaraskan dengan piagam Madinah yang berisi tentang perlindungan hak-hak berwarga negara bagi semua golongang suku dan agama yang ada di negara Madinah masa itu, hal ini sejalan dengan pikiran pendahulu kita yang dituangkan dalam UUD 1945. Muslim Madinah sendiri telah mampu keluar dari problema-problema SARA akibat pengkhianatan berbagai suku yahudi dan telah keluar dengan solusi yang terbaik.
Madinah sendiri di pilih Rosul sebagai nama baru bagi Yatsrib memiliki makna dan tujuan yang dalam. Madinah berarti sebuah Kota, atau Polis yang sungguh tidak pernah di gunakan oleh Masyarakat Arab pada waktu itu untuk menamai tempat tinggal mereka. Ini mengisyaratkan pembentukan masyarakat atau civil society yang modern, teratur dan plural dalam tujuan penamaan negara Madinah pada waktu itu. Maka, Madinah menghendaki pola kehidupan masyarakat yang sopan, egaliter dan toleransi tinggi.
Libaris,Humanis dan Transedental
Bagaimanakah konteks Muslim Indonesia mensikapi polemik ini?,. Berikut saya ketengahkan petikan ayat dari Alqur-an dan bagaimana Dr.Kuntowijoyo memberikan tafsir yang apik soal ayat ini (Muslim tanpa masjid, 2018).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (QS Ali Imron;110)
Jadi menurut ayat di atas, segala pola fikir dan tindakan kita individu maupun sosial adalah dalam konteks ; Humanisme (Kemanusiaan dalam rangka perwujudan Khoiru ummah, Ummat terbaik), Liberasi (Ide dan tindakan pembebasan dari kejahatan individu dan kejahatan sosial). Namun semuanya tetap dalam kerangka besar Transedental (Berhubungan langsung pada Tuhan yang Maha pencipta sebagai konsekuensi kepercayaan kita terhadaNya, Tu’minunabillah).
Sebagai manusia apa yang kita lakukan wajib atas dasar humanisme tapi humanisme yang transedental, kitab oleh berfikiran liberalis tapi liberalis yang transedental. Bagaimanapun semua yang datang dari Tuhan adalah kebenaran yang absolut, apabila kita tidak memahaminya berarti kemampuan nalar kita yang belum menjangkaunya. Termasuk soal toleransi. Ayat berikut adalah Doktrin toleransi dari Tuhan.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)
- Advertisement -
MENGAJARI TUHAN SOAL TOLERANSI
- Advertisement -