email : [email protected]

23.9 C
Jambi City
Jumat, Oktober 25, 2024
- Advertisement -

Mengelola Kecerdasan Peserta Didik yang Beragam, Pendekatan Individual Jadi Kunci

Populer

Oleh: Salman Alfarisy

Oerban.com – Strategi pembelajaran selama ini masih bersifat massal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada peserta didik. Padahal, mereka memiliki tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat dan, kreativitasnya.

Pertama, penting untuk memahami bahwa sertiap siswa memiliki potensi dan gaya belajar yang berbeda. Beberapa mungkin lebih unggul dalam mata pembelajaran, sementara yang lain memiliki bakat dalam seni atau olahraga.

Memahami peserta didik yang lebih efektif adalah dengan cara mengajar dan pembelajaran. Mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sasaran untuk mengekspresikan dirinya, dan cara belajar bagaimana belajar. Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik.

Selain itu, lingkungan belajar positif juga berperan penting dalam pengelolaan kecrdasan. Sekolah seharusnya menjadi tempat siswa merasa aman untuk mengekspresikan diri dan bereksplorasi. Dengan menciptakan iklim kelas yang inklusif, siswa akan lebih berani mengambil risiko dan berinovasi. Pendidikan dapat mengembangkan kegiatan yang mendorong kolaborasi dan saling menghargai antar siswa, sehingga membangun kecerdasan sosial mereka.

Kecerdasan emosional juga tidak kalah penting. Pendidikan harus membantu siswa mengenali dan membela emosi meraka. Program yang melibatkan keterampilan sosial dan pemecahan masalah dapat meningkat kecerdasan emosional siswa, sehingga mereka lebih baik dalam menghadapi tantangan di dalam maupun di luar kelas.

Bakat dan kecerdasan merupakan dua hal yang berbeda, namun berkaitan. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseoranang. Bakat peserta didik di bawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara genetik struktur otak telah terbetuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak sangat ditentukan oleh cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan intelegensi atau kecerdasan, di mana kecerdasan dan intelegensi merupakan modal awal untuk bakat tertentu.

Baca juga  Perlu Pemerataan dan Peningkatan Mutu Guru untuk Cerdaskan Bangsa

Bakat yang dimiliki peserta didik tidak terbatas pada suatu keahlian. Jika bakat tersebut dikembangkan bisa menjadi lebih banyak. Misalnya jika peserta didik suka menyanyi, tak jarang ia akan berbakat bernyanyi. Jika peserta didik suka membaca puisi biasanya perserta didik akan punya bakat seni peran, dan sebagainya.

Terkadang bakat peserta didik juga berkaitan dengan bakat orang tuanya. Sekitar 50% bakat peserta didik diturunkan dari orang tuanya, selebihnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Bakat turunan bisa dilihat dengan cara membandingkan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Peserta didik berbakat lebih cepat berkembang ketimbang dengan peserta didik lainnya seusianya, misalnya mereka lebih cepat dalam hal berhitung soal matematika, menari, atau menghafal jika dibandingkan dengan peserta didik lainnya.

Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan fisual, kecerdasan intrafersonal, dan kecerdasan naturalis.

Peran guru dalam mengembangkan potensi peserta didik dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat [2] menyebutkan pendidkan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian terhadap masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada proses belajar kreatif. Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang menentukan segalah-galah nya bagi peserta didik.

Sebagai guru lebih banyak mendorong peserta didik untuk mengembangkan inisiatif dalam menjalani tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerina gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.

Baca juga  Adversity Quotient, Amunisi Manusia Berdaya

Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar mengajar yang menarik,interakif,sampai kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memerhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal.

Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal, mengelola kecerdasan peserta didik adalah tugas yang memerlukan pemahaman mendalam tentang keberagaman individu, dengan pendekatan yang dekat, lingkungan belajar yang positif, serta dukungan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan kreatif.(*)

- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru