email : [email protected]

23.8 C
Jambi City
Monday, November 25, 2024
- Advertisement -

Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Peserta Didik

Populer

Oleh: Mardia Roza Tanjung
(Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP dan Guru SMAN 1 Kinali)

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang dirancang untuk generasi abad 21 agar mampu mengikuti arus perkembangan teknologi terbaru. Peserta didik diharuskan mampu menguasai empat keterampilan belajar (4C) yaitu Creativity and innovation, Critical thinking and problem solving, Communication dan Collaboration.

Perkembangan teknologi memang akan selalu pesat dalam era ini. Keadaan ini tidak akan bisa dihindari oleh seorang pendidik sebagai fasilitator sekaligus generator dalam menyiapkan peserta didik yang mampu meraih masa depan gemilang. Pendidik harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan teknologi agar tujuan pembelajaran abad 21 dapat terealisasi secara optimal.

Pandemi covid-19 yang mewabah di seluruh penjuru dunia seolah menjadi momentum yang besar bagi dunia pendidikan, terutama di Indonesia. Perubahan drastis dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh (daring) tidak bisa dihindari oleh setiap jenjang pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi. Siap atau tidak, pendidik harus mau dan mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pendidik harus mampu menyiapkan pembelajaran digital di ruang kelasnya baik ruang kelas nyata ataupun maya. Salah satu model pembelajaran digital yang familiar selama pandemi adalah pembelajaran blended learning.

Model pembelajaran blended learning mulai banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah karena dianggap mampu memfasilitasi kecepatan dan kebutuhan belajar peserta didik yang beragam (Prescott dkk,2018). Sistem pembelajaran online yang digunakan dalam model blended learning juga memungkinkan peserta didik untuk lebih mengeksplor materi pembelajaran sehingga terdapat variasi dalam kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21 dan era industri 4.0. Dalam hal ini, inovasi dan kreatifitas guru dalam menyiapkan bahan ajar sangat diperlukan terutama bahan ajar non-cetak sebagai bahan literasi digital bagi peserta didik menggali segala potensi yang dimilikinya sehingga lebih terarah dan terorganisir.

Baca juga  Promosikan Potensi Pertanian, Kementan Gelar Open Day

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai (Depdiknas,2006). Bahan ajar merupakan sumber belajar esensial dan penting yang diperlukan untuk mendorong efisien guru dan meningkatkan kinerja peserta didik.

Dengan bahan ajar membuat membuat pembelajaran lebih menarik, praktis dan realistik. Penerapan pembelajaran yang berkualitas merupakan suatu faktor penentu keberhasilan pendidikan sains. Dengan adanya bahan ajar, peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan tentang gejala alam melalui proses sains. Dengan proses sains yang baik, peserta didik dapat mengembangkan sikap ilmiah seperti ingin tahu, kritis, jujur, terbuka, objektif, tekun dan sebagainya (Asrizal:2013). Bahan ajar yang disusun pendidik dapat berupa bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.

Bahan ajar dapat digabungkan dengan teknologi Informasi dan komunikasi sehingga menjadi bahan ajar digital yang merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan sehingga dapat menampilkan media informasi yang unik. Untuk mengembangkan suatu bahan ajar diperlukan persiapan dan perencanaan yang teliti. Salah satu model pengembangan produk bahan ajar digital adalah mengacu pada model Research and development (R&D) dari Thiagarajan,dkk, yaitu model 4D (four D model). Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Diharapkan pengembangan bahan ajar digital dapat meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik.

Pembelajaran digital tentunya menuntut kemampuan literasi digital dari peserta didik. Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya (Devri Suherdi:2021). Kecakapan peserta didik dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya. Menurut Yudha Pradana (2018), literasi digital memiliki empat prinsip dasar yaitu pemahaman, salin ketergantungan, faktor sosial dan kurasi. Literasi digital diyakini memiliki manfaat yang luar biasa bagi peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pendidik yang inovatif terkhusus dalam menyiapkan bahan ajar digital yang dapat diakses oleh peserta didik setiap saat. Diharapkan peserta didik mengakses bahan ajar digital dari gurunya lebih sering daripada media sosialnya.

Baca juga  Program Pendidikan Guru Penggerak Harus Masif dan Berkelanjutan

Ataupun, dalam media sosial peserta didik diharapkan bermunculan bahan ajar digital yang bervariasi.

Pengembangan Bahan ajar digital diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik. Berbagai penelitian tentang bahan ajar digital maupun literasi digital telah banyak dilakukan oleh para peneliti meskipun masih terpisah-pisah. Salah satunya penelitian (Rani Nurliani:2020) yang berjudul “Keefektifan Bahan Ajar Mobile Learning Berbasis Android Pada Topik Gelombang Bunyi Dalam meningkatkan Kognitif dan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik SMA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahan Ajar Mobile Learning Berbasis Android efektif meningkatkan kognitif peserta didik. Sedangkan kemampuan literasi digital telah banyak dianalisis dalam berbagai artikel, salah satunya artikel berjudul “Literasi Digital dalam Pembelajaran Daring” (Karsoni:2021). Dalam artikel ini dinyatakan bahwa kemampuan literasi digital sangat diperlukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, Pengembangan Bahan ajar digital ini perlu ditingkatkan dalam setiap mata pelajaran sehingga kemampuan literasi digital peserta didik semakin meningkat.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru