Oleh : Robial Holidi*
Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 35 Tahun 2010 tentang juknis pelaksanaan jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya mengharuskan guru membuat Pengembangan Keprofesian berkelanjutan berupa bentuk karya Publikasi ilmiah.
Mewujudkan menjadi guru penulis tentu tidak terlepas dari faktor keinginan untuk menulis, membaca dan bergaul dengan orang-orang yang punya keinginan yang sama. Dengan banyak membaca dan berkomunikasi dengan orang yang satu pemikiran akan membuat pikiran terbuka dan menemukan ide baru.
Ada kata bijak yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer “Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun, jika engkau ingin dikenal oleh dunia, maka menulislah.” Mendengar ungkapan ini seharusnya menjadi pendorong untuk para guru bergerak dalam mewujudkan budaya literasi.
Pada dasarnya bagi seorang guru pegawai negeri sipil menulis merupakan bentuk publikasi ilmiah yang akan menjadi syarat untuk kenaikan pangkat. Jika tidak menulis suatu publikasi ilmiah lalu bagaimana mereka bisa naik pangkat? Menulis merupakan bentuk pertanggungjawaban keprofesian seorang guru, terlebih bagi guru yang telah bersertifikasi.
Menjadi penulis pemula pada dasarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan karena guru sebenarnya merupakan penulis, diantaranya menulis perangkat mengajar, bahan ajar dan kegiatan lainnya. Ada beberapa komponen yang perlu ada pada diri jika ingin menjadi penulis, yaitu:
Keinginan, jika seseorang mempunyai keinginan yang kuat pasti dia akan mewujudkannya.
Banyak Membaca, karena membaca merupakan amunisi dalam menulis. Melalui membaca akan muncul ide-ide baru. Dengan membaca kita bisa mengenal dunia.
Belajar, belajar merangkai kata dan gagasan.
Jangan galau dengan hujatan. Biarlah orang mau bicara apa tentang kita, yang penting kita berkarya.
Jika komponen ini sudah ada pada diri maka langkah selanjutnya adalah:
- Mulailah dari yang sederhana, jangan berpikir takut salah atau gagal. Kegagalan yang sejati adalah jika berhenti berusaha.
- Catat ide cemerlang yang telah muncul pada diri agar selalu ada dan tidak lupa.
Mamfaatkan waktu yang luang untuk menulis. - Perbanyak koneksi. Bergabunglah dengan komunitas penulis, disana kalian bisa sharing dan membuat pelatihan menulis.
- Coba kirimkan tulisan ke media cetak atau elektronik dan penerbit.
- Yakinlah usaha sampai.
Yang perlu diingat adalah menjadi penulis bukan berarti menulis karya berupa buku saja. Tetapi banyak bentuk hasil tulisan lainnya seperti menulis modul, artikel, naskah drama, berita, khutbah dan sebagainya. Mari kita mulai dari sekarang.
“Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Ananta Toer). Salam literasi, mari berkarya bersama.
Penulis adalah Guru MTs N 5 Sarolangun