Jakarta, Oerban.com – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, nilai-nilai kebangsaan harus menjadi perekat setiap anak bangsa untuk bersatu dalam menghadapi tantangan negeri di masa kini dan mendatang.
“Saat ini kita berhadapan dengan kompleksitas tantangan yang timbul akibat terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu ancaman yang paling nyata saat ini menyasar identitas kebangsaan,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bertema Kunci Membangun Jiwa Nasionalisme di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (3/6).
Menurut Lestari yang biasa disapa Rerie, sejak awal kemerdekaan Indonesia, pilar-pilar kebangsaan yang merangkum spiritualitas, humanitas, unitas, dialog dan keadilan, kokoh menjadi perekat dengan semboyan satu dalam keragaman.
Kesadaran akan identitas yang dimiliki, ujar Legislator NasDem itu, menjadi langkah pertama untuk menanamkan keindonesiaan kita. Dengan begitu, kita mampu mempertahankan integritas serta martabat bangsa.
Namun, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, membangun nasionalisme dalam pusaran algoritma saat ini merupakan tantangan baru yang harus kita hadapi.
Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem itu, digitalisasi tanpa literasi yang baik pada sebuah bangsa bisa menjadi ancaman.
Belajar dari sejarah penanaman nasionalisme sejak Budi Oetomo, jelasnya, pendidikan menjadi langkah kunci untuk memperkuat nasionalisme.
Selain itu, tambah wakil rakyat dari Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara) tersebut, menumbuhkan nasionalisme di dalam diri, membutuhkan pendekatan yang komprehensif agar mampu tertanam pada seluruh diri manusia.
Kemampuan bangsa ini dalam menumbuhkan budaya mendengar, tegasnya, merupakan pilar utama menuju perubahan sikap untuk menanamkan nasionalisme pada setiap warga negara.
Menurut Rerie, membangun nasionalisme yang merupakan bagian dari nilai-nilai kebangsaan itu merupakan kebutuhan bagi bangsa ini.
Sehingga, dia berharap, sebagai bangsa pembelajar kita harus mampu menggunakan semua pengalaman sejarah bangsa ini, yang mampu menjawab tantangan di masa lalu, sebagai dasar pijakan langkah dalam menjawab tantangan di masa kini dan mendatang.(*)
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini