Kuala Tungkal, Oerban.com – Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Lentera Kehidupan yang terletak di Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi memang belum lama berdiri. Usianya baru menginjak 4 tahun saat ini. Namun P4S yang dikelola oleh Supari telah menarik hati pihak Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Bank Dunia untuk mengunjunginya di awal berdirinya.
Apa yang menarik? Produksi pupuk kompos yang dilakukan oleh Supari ternyata membawa dampak terhadap perubahan iklim. Ini juga lah yang membuat petani sekitar dan pihak luar datang untuk sekedar berkunjung, studi banding, magang bahkan berlatih pada Supari.
Sebagaimana diketahui P4S merupakan lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok. P4S diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian, yaitu dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya.
P4S sebagai pusat pembelajaran bagi petani harus mampu terus menerus berkreativitas untuk peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Petani maju yang usahanya layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya dalam mempercepat penerapan teknologi baru patut diapresiasi, ungkap Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Hal yang sama pernah disampaikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa pengembangan pertanian modern dengan memanfaat teknologi informasi harus senantiasa dilakukan.
Supari memanfaatkan limbah terpadu menjadi pupuk organik (kompos) dalam rangka membantu petani menghadapi peremajaan sawit agar tidak mengalami temporary loss of income. Sebelumnya sampah dari kebun sawit dan limbah usaha pengembangan sapi milik Supari selau menjadi masalah. Namun dengan sentuhan teknologi tepat guna, sampah dan limbah tersebut menjadi produk ramah lingkungan.
Penulis: Dyah Nastiti Anindita