email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

P4S Suka Maju Mengubah Abu Janjang Kelapa Sawit Menjadi Kompos

Populer

Muara Sabak, Oerban.com – Pada umumnya kondisi lahan pertanian sudah mengalami penurunan kualitas akibat penggunaan pupuk an organik secara terus menerus sehingga unsur-unsur hara didalam tanah tidak dapat diserap maksimal oleh akar tanaman. Keadaan seperti ini disebabkan salah satunya oleh berkurangnya jumlah bakteri pengurai di dalam tanah. Bakteri ini bertugas untuk mengurai maupun melepaskan ikatan-ikatan unsur hara yang ada didalam tanah sehingga unsur-unsur tersebut dapat diserap oleh akar tanaman dengan optimal. Kondisi ini sangat mempengaruhi dalam petumbuhan tanaman. Beberapa contoh bahan untuk dapat menambah bakteri pengurai yaitu limbah tanaman, kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam dan lainnya.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesan Swadaya (P4S) Suka maju di kabupaten Tanjung Jabung Timur yang merupakan binaan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi membuat terobosan dengan mengolah Abu Janjang Kosong Kelapa Sawit menjadi kompos dengan penambahan bahan organik lainnya seperti kotoran sapi, rumput dan ditambah bahan fermentor untuk mempercepat pengomposan. P4S yang diketui Oleh Pak Parli ini sudah menjalin kerjasama dengan pabrik kelapa sawit di sekitar wilayah nya sehingga tidak memerlukan biaya untuk pembelian abu janjang di pabrik. “ Saya hanya membawa truk dan minta izin manajer pabrik kelapa sawit untuk mengambil abu janjang kosong “ ujarnya. Hasil Olahan Komposnya banyak diminati oleh petani sekitarnya , khususnya petani hortikukultura dan kompos ini dijual dengan harga Rp. 1000,-/kg.

Pada waktu kunjungan monitoring perkembangan P4S, Balai Pelatihan pertanian Jambi yang diwakili oleh Sub. Koordinator Penyelenggara pelatihan , Hidayat, SE, MM menyampaikan agar kedepannya bisa menularkan inovasi-inovasi produk komposnya ke masyarakat sekitar melalui pelatihan-pelatihan sehingga masyarakat bisa membuat sendiri, minimal untuk mencukupi kebutuhannya sendiri sehingga tidak selalu bergantung pada pemakaian pupuk kimia. Disamping itu juga perlu penguatan kelembagaan P4S dengan menjalin kerjasama dengan kelompok tani sekitarnya dalam memproduksi kompos sehingga bisa sebagai modal dalam menjalin kerjasama dengan perusahan yang lebih besar.

Baca juga  Bertani on Cloud (BOC) Volume 203, Kementan angkat Rosela si Merah yang Kaya Manfaat

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) kerap mengingatkan kepada petani agar tidak terlalu bergantung pada pupuk buatan karena berpeluang mengikis biaya operasional bercocok tanam. Para ahli pun menyatakan bahwa lahan pertanian sebenarnya membutuhkan pupuk organik sebagai sumber pupuk dan zat hara, bukan dari pupuk buatan atau pupuk kimia.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi juga menyampaikan bahwa P4S merupakan lembaga pelatihan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok. selain itu “P4S juga berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan SDM pertanian dalam bentuk pelatihan dan pemagangan dari oleh dan untuk petani serta masyarakat pedesaan” Ujar Dedi.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru