Baku, Oerban.com – Pasukan baret tosca milik pasukan para komando Turki terlihat sedang melakukan parade ditengah kota Baku Azerbaijan. Sambil meneriakan yel-yel milik komando bersimbol srigala ini. (10/12/2020)
Rakyat Azerbaijan sangat antusias dan bersemangat untuk merayakan kemenangan, gedung-gedung yang dihiasi bendera Turki dan Azerbaijan untuk menandai kemenangan atas Armenia di Karabakh.
Bagi Mehriban Halilova, merupakan momen yang membanggakan untuk menyaksikan kemenangan negaranya Azerbaijan atas Armenia. Dia adalah salah satu dari banyak orang Azerbaijan yang menantikan untuk menghadiri parade kemenangan pada Kamis (10/12) yang diadakan untuk menandai akhir dari bentrokan di Karabakh.
“Saya dengan rendah hati memberi hormat kepada para pahlawan kami dan memuji presiden kami, “ujara Halilova kepada Anadolu Agency pada hari Rabu, ia menambahkan sangat senang presiden Turki, negara yang mendukung Azerbaijan selama konflik, juga akan hadir.
Jalan dan bangunan dihiasi dengan bendera Turki dan Azerbaijan, sementara berbagai platform telah disiapkan untuk para tamu. Peralatan tempur milik militer Azerbaijan akan dipamerkan dan sebanyak 3.000 tentara yang berpartisipasi dalam perang akan berbaris selama upacara.
Drone Bayraktar TB2 Turki – yang dibeli oleh Azerbaijan menjadi kunci selama perperangan, juga akan dipamerkan. Sementara kendaraan bersenjata dan senjata yang direbut tentara dari pasukan Armenia akan dipamerkan, jet tempur dan helikopter juga rencananya akan ambil bagian dalam perayaan tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendarat di Baku, dan akan bergabung dengan mitranya dari Azerbaijan Ilham Aliyev sebagai tamu kehormatan, dan unit pasukan khusus elit Turki – juga dikenal sebagai Baret Maroon – juga akan hadir.
Konflik Karabakh
Hubungan antara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan. Selama 44 hari pertempuran sengit, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan.
Kedua negara menandatangani gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri perang, dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif. Pasukan Armenia juga menarik diri dari wilayah tersebut sesuai dengan kesepakatan.
Turki akan terlibat dalam memantau jalannya perdamaian, dan membuat posko bersama dengan Rusia untuk memastikan proses peralihan wilayah ini.
Sumber : Anadolu Agency
Penulis : Tim Redaksi