Kota Jambi, Oerban.com – Pembangunan gedung radioterapi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi belum juga rampung hingga saat ini. Padahal, gedung yang diharapkan bisa membantu banyak masyarakat itu direncanakan selesai akhir tahun 2023 lalu.
Hal ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan dan kritik, salah satunya datang dari mahasiswa UIN STS Jambi, Adiansyah.
Dengan adanya anggaran khusus senilai Rp16,6 miliar untuk pembuatan gedung, Adiansyah sangat menyayangkan pembangunan tidak bisa selesai tepat waktu.
Belum lagi, tambahnya, ada pula anggaran bantuan alat kesehatan untuk kebutuhan radioterapi sebesar Rp57 miliar.
“Gedung radioterapi ditargetkan selesai akhir Desember tahun 2023 lalu, namun sampai kini pekerjaan masih molor dan belum rampung, ada apa?” ujar Adiansyah dengan heran, Selasa (30/7/2024).
Adiansyah mengungkapkan, beberapa pekan lalu mahasiswa sempat mengunjungi dan berdiskusi dengan pihak rumah sakit. Hasilnya, pihak rumah sakit meyakinkan bahwa pekerjaan gedung Radioterapi Center RSUD Raden Mattaher Jambi akan berjalan sesuai dengan kontrak yang disepakati.
“Mestinya saat ini sudah bisa dinikmati masyarakat Jambi, apa lagi ini gedung radioterapi pertama yang dimiliki RSUD yang ada di Provinsi Jambi,” ucapnya.
Untuk mendorong adanya keterbukaan soal alasan pembangunan gedung radioterapi yang mangkrak, Adiansyah mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk turun tangan menyelidiki.
Hal ini, tegasnya, penting untuk mengawal penggunaan anggaran yang sehat dalam pembangunan gedung radioterapi.
“Saya meminta kepada BPK untuk menyelidiki anggaran pembangunan gedung radioterapi, sebab DAK dalam pembangunan ini cukup fantastis,” tuturnya.
“Periksa dan tangkap apa bila ada penyimpangan anggaran dalam pembangunan gedung tersebut,” tegas Adiansyah.
Terakhir dalam waktu dekat, Adiansyah berjanji akan melakukan audiensi kembali terkait pembangunan gedung radioterapi, mengingat RSUD Raden Mattaher sudah menjadi salah satu iconic kesehatan bagi masyarakat Jambi.
Editor: Ainun Afifah