Oleh : Roberto Nainggolan
Nasionalisme merupakan sikap yang membentuk karakter percaya pada kemampuan diri sendiri serta menumbukan ikatan solidaritas dalam situasi keterjajahan, maupun mental. Dari pengetian kaliamat tersebut merupakan gambaran dari bapak presiden pertama NKRI bapak Ir. Soekarno.
Sudut pandang penulis mengungkapkan bahwa nasionalisme itu merupakan suatu pernyataan sikap yang mampu membangun rasa solidaritas, jiwa multikultural, dan rasa cinta akan tanah air.
Namun ada kalanya jiwa nasionalisme itu terkikis karena di pengaruhi oleh berbagai hal, sebagai contoh yaitu berkembangnya arus globalisasi terutama bagi kaum muda di Indonesia. Masuknya budaya dan berbagai produk-produk seiring berjalannya arus globalisasi yang luar sangat mempengaruhi jiwa nasionalisme kaum muda Indonesia menjadi terkikis
Banyak generasi muda di Indonesia lebih mengerti dan menyukai budaya-budaya luar dari pada budaya-budaya Indonesia. Padahal budaya Indonesia sangat begitu beragam, dan sangat mengandung makna yang mampu meningkatkan jiwa nasionalisme pada dirinya sendiri.
Dengan jiwa nasionalisme, kita sebagai kaum muda pasti akan mencintai dan menghargai negara kesatuan Republik Indonesia. Namun sebaliknya setiap warga negara akan merasa terusik atau risih ketika ada negara lain yang meremehkan negaranya sendiri, dengan hal itu merupakan gambaran bahwa jiwa nasinalisme sudah melekat pada dirinya.
Sudah jelas kita lihat bahwa penyebar kebencian dengan menyebarkan berita-bertita hoaks dan orang orang yang melakukan politisasi SARA merupakan salah satu tindakan untuk menggoyahkan jiwa nasionalisme di negara Indonesia (Anti Nasionalisme) mereka tidak peduli negara kesatuan terbelah berkeping-keping.
Padahal upaya untuk bisa mempersatukan dari masyarakat yang plural di Indonesia bukanlah perkara yang mudah dalam artian butuh perjuangan dan jiwa nasionalisme yang kuat terutama rasa kesatuan seluruh masyarakat Indonesia.
Perlu di sadari sejak awal kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945 negara Indonesia terus mengupayakan untuk pembenahan proses Nation Bulding. Nation Bulding merupakan proses menyusun identitas nasional menggunakan kekuatan negara ( Deutch & Foltz, 2010; Mylonas, 2017). Yang bertujuan untuk menyatukan masyarakat didalam negara sehingga tetap stabil secara Politik.
Bung karno, merupakan salah satu tokoh nasionalis yang membangun rasa kebangsaan dengan meingkatkan sentiment nasionalisme yang mengarahkan, “suatu iktikad, suatu keinsafan rakyat bahwa rakyat itu merupakan satu golongan satu bangsa yang kuat. Seperti arti demokarsi yaitu “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.
Pendapat Ernest Renan seorang sastrawan lahiran tahun 1823 mengatakan bahwa bangsa adalah satu jiwa (Une nation Est un Ame). Satu bangsa adalah satu solidaritas yang besar (Une Nation Est Un Grand Solidarite).
Dari pengertian kalimat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kesatuan dan rasa solidaritas muncul karena adanya jiwa nasionalisme yang besar yang mempunyai rasa cinta tanha air yang kuat terutama bagi kaum muda sebagai generasi penerus bangsa di era yang akan datang.
Semua harapan harapan negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 akan berjalan dengan baik dan terarah jelas membutuhkan proses dan perjuagan yang besar terutama dalam membudayakan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan rasa cinta tanah air yang tinggi seperti semangat rela berkorban demi kebaikan nusa dan bangsa.
Nah, baru saja kita telah memperingai hari Kemerdekaan Indonesi yang ke -76, hari itu merupakan bukti bahwa kesatuan dari para pahlawan yang telah gugur berhasil meciptakan rasa nasionalime dan rasa cinta tanah air yang tinggi. Dengan itu kita sebagai kaum muda yang pastinya adalah generasi emas harus terus menjungjung aka nilai rasa nasionalime yang kuat supaya kita tetap satu dan menjadi bangsa yang kokoh. MERDEKA
* Penulis Mahasiswa Universitas Jambi (Kader IMATAPUT Jambi)
