Jambi, Oerban.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian memiliki fokus untuk menumbuhkan minat generasi muda dalam mengembangkan pertanian modern.
Petani maju yang usahanya layak dicontoh dan ditiru oleh petani lainnya dalam mempercepat penerapan teknologi baru patut diapresiasi, ungkap Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) pada suatu kesempatan.
Petani disini maksudnya tidak terbatas hanya yang membudidayakan tanaman saja karena ruang lingkup pertanian sendiri sangat luas. Peternakan juga termasuk dalam bidang pertanian secara umum. Salah satunya adalah ternak lebah.
Siapa yang tak tau dengan lebah? Hewan penghasil madu ini bahkan termasuk dalam salah satu surat di Al-Quran (An-Nahl). Filosofi yang dimiliki lebah pun patut dijadikan contoh dalam kehidupan manusia. Salah satu filosofinya adalah lebah hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Ini mengajarkan bahwa setiap manusia harus mengambil sesuatu yang baik dan halal, sebab mengambil hak yang lain hukumnya adalah haram.
Hal ini juga yang menyebabkan pasangan suami istri, Budiyarto dan Candra Lela, tertarik menekuni dunia perlebahan sejak tahun 2008. Pada awalnya kami hanya mencari madu sialang di hutan, namun di tahun 2015 bencana alam kebakaran hutan melanda Propinsi Jambi selama 1,5 tahun yang menyebabkan madu sialang sulit untuk diperoleh. Hal itulah yang menginisiasi kami untuk berbubidaya lebah Apis mellifera hingga saat ini, ujar Iyut sapaan akrab Candra Lela.
Manajemen usaha ini lebih banyak dikelola oleh istri saya, saya cenderung lebih banyak dibelakang layar yang mengurusi masalah teknis, Budiyarto menambahkan. Sampai tahun 2021 kemarin, kami sudah punya 976 kotak dan alhamdulillah sudah ekspor ke Malaysia dan Singapura, bahkan rencana tahun ini akan merambah ke Dubai dan Mandalika.
Jatuh bangun dalam menggawangi usaha ini pun juga dialami. Cuaca yang tak menentu, perubahan iklim yang terjadi menyebabkan wirausahawan ini terus mencari cara agar regenerasi lebah tidak berhenti. Bahkan tak tanggung-tanggung di Desember 2021 kemarin 25 juta digelontorkan hanya untuk memberi makan hewan penghasil madu ini.
Kolaborasi antara Bapeltan Jambi dan petani/peternak yang juga wirausahawan ini merupakan hal yang sangat menjanjikan. Keinginan wirausahawan ini untuk melatih para generasi muda untuk berusaha sangat sesuai dengan program Kementerian Pertanian melalui P4S.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 33/Permentan/SM.230/7/2016, P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya) adalah kelembagaan pelatihan dengan metode permagangan pertanian dan perdesaan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh pelaku utama dan pelaku usaha secara swadaya baik perorangan maupun kelompok.
Melalui pertemuan tersebut, terlontar keinginan dari pasangan ini untuk mengedukasi masyarakat tentang kewirausahaan perlebahan dan membangun jejaring kemitraan. Gayung pun bersambut, keinginan pasangan ini sesuai dengan program Kementerian Pertanian mengenai penumbuhan dan pengembangan P4S. Oleh karenanya mereka mengajukan diri untuk menjadi P4S. Syarat-syarat untuk mendirikan P4S telah dilengkapi dan kami siap membantu dan mendampingi, ujar Nugroho Setyowibowo, sub koordinator Program dan Evaluasi Bapeltan Jambi yang membidangi P4S.
Penulis: Dyah Nastiti Anindita