Kota Jambi, Oerban.com – Pertemuan daerah lingkungan hidup (PDLH) WALHI berlangsung selama tiga hari (29-1) Maret 2021 di hotel Abadi Suite, Pasar Kota Jambi menghadirkan Dewan Nasional WALHI, Direktur eksekutif nasional, Dewan daerah, Direktur eksekutif nasional, serta para anggota lembaga WALHI Jambi.
Dalam statuta keanggotaan, PDLH merupakan pertemuan tertinggi WALHI Jambi untuk membahas dan mengevaluasi kegiatan WALHI Jambi selama satu periode (4 tahun) dan pergantian dewan daerah dan direktur eksekutif daerah WALHI Jambi.
Dalam sambutannya saat pembukaan PDLH, pada (30/3) pagi, Rudiansyah, Direktur eksekutif WALHI Jambi periode 2017-2021 mengungkapkan berbagai situasi kritis lingkungan di Jambi mengharuskan pemimpin WALHI Jambi kedepan harus lebih tajam untuk keadilan ekologis.
“Ke depan WALHI butuh pemimpin yang lebih tajam, lebih baik, untuk mewujudkan keadilan ekologis, karena wilayah resolusi konflik (tekanan) rentan dikriminalisasi terutama petani, begitu juga para aktivis lingkungan” kata Rudi saat sambutan.
Dijelaskan Rudi, menghadapi situasi kritis, dalam catatan eksekutif daerah, tingkat deforestasi mencapai 150.000 per tahun yang mencakup kawasan primer menjadi kultur, serta bencana alam seperti, kebakaran hutan dan lahan, banjir yang 80% mengalami konsesi ialah wilayah (pemegang izin) oleh pemerintah. Tak kalah memprihatinkan, tentang akses air bersih, pada wilayah hulu sungai Batanghari mengalami perubahan fungsi oleh aktivitas ilegal.
Di sisi lain, Rismawati, ketua dewan Nasional WALHI saat menyampaikan sambutan menyampaikan, WALHI Jambi perlu menegaskan posisi sebagai mitra rakyat dalam permasalahan lingkungan.
“WALHI harus menegaskan posisi, bahwa kita bersama rakyat. WALHI Jambi telah memiliki pengalaman baik, dalam perjuangan dan perlawanan, dan perlu memperluas gerakan dan capaian.” Kata Risma.
PDLH WALHI akan berlangsung hingga Rabu sore untuk menentukan pengganti Direktur eksekutif daerah dan dewan daerah WALHI Jambi.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini
