Oleh: Agusri Junaidi
Kawan aku dengar kafe mu tutup, pemerintah kota gagap merespon wabah ini.
Jangan salahkan lelaki berkumis itu, ia hanya meniru kebanyakan pemimpin
dalam situasi ini. Aku rasa ia pun risau sebab pemilihan kepala daerah
yang diundur.
Bisa jadi saat itu ia tak lagi berstatus walikota dan mimpi melanjutkan dinasti
mungkin tak terwujud.
Kawan, sudah sebaiknya kafe mu tutup,
karena kau akan kesulitan membayar pekerja.
Pelanggan mu sudah ikhtiar menghindari maut yang mengintip
dari orang yang silih berganti, datang dan pergi.
Mereka ingin di rumah, sudah siap dihantui ketakutan oleh teror media
dengan berita yang itu-itu saja ;
orang-orang menemui ajal begitu tiba-tiba.
Ia lebih tajam dari pisau bedah.
Namun ia tak mengincar arteri.
Ia ingin memutus jalan napasmu.
Sesak lebih dari memakai masker,
ditengah udara pengap yang berkabut.
Maret 2020
Editor: Renilda PY