Bangko, Oerban.com – Tumpangsari adalah salah satu pola tanam dengan menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Pada umumnya, tumpangsari dilakukan dengan dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, seperti jagung dan kacang tanah serta jagung dan kedelai.
Pola tanam tumpangsari terdapat kelebihan apabila dibandingkan dengan monokultur. Beberapa keuntungan antara lain: 1) adanya efisiensi sumber daya; 2) populasi tanaman dapat diatur; 3) dalam suatu hamparan dapat diperoleh lebih dari satu komoditas; 4) diversifikasi resiko usahatani dan masih banyak lagi kelebihannya.
Berbagai kelebihan tersebut menginspirasi Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pamenang Barat, Kec. Pamenang Barat, Kab. Merangin, Provinsi Jambi dalam membina petani binaannya untuk menerapkan pola tanam tumpang sari. Pendampingan yang dilakukan oleh PPL telah dimulai pada Bulan Agustus 2020, hingga pada bulan Desember telah mulai dapat dipanen.
Koordinator BPP Pamenang Barat Iput Kurniawan mengapresiasi PPLnya dalam melakukan pendampingan kepada kelompok tani Harapan Mulya, sehingga hasil panen jagung dan kacanag tanah dapat tinggi.
Menurut Kurniawan hasil panen tersebut masuk kategori tinggi bahkan diatas rata-rata. Hal ini tak lepas dari keberhasilan penerapan system tanam tumpang sari.
“ke depan, BPP Pamenang Barat akan terus meningkatkan kerjasama yang sudah terjalin antara penyuluh dan petani dalam memanfaatkan pola tanam tumpeng sari ini yang nantinya berguna untuk meningkatkan produksi pangan khususnya di Kabupaten Merangin. Selain itu, kami akan terus memberikan pengetahuan keunggulan tumpangsari khususnya guna sebagai deversifikasi usahatani dalam rangka mengurangi resiko sehingga pendapatan petan dapat stabil,” ujarnya.
Panen kali ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya para petani juga memanen komoditas yang sama dengan hasil yang memuaskan.
Penyuluh yang mendampingi, Rubiyati dan Ependy sebelumnya juga menyampaikan bahwa jagung dan kacang merupakan komoditas unggulan Desa Pinang Merah.
“Walaupun panennya dilaksanakan saat musim hujan yang tidak menentu, tapi kami harus bersyukur bahwa hasil kali ini cukup memuaskan. Selain itu, varietas yang kami kenalkan ke petani juga yang unggul seperti varietas kancil dan garuda untuk kacang tanah sementara varietas sukma raga untuk jagung,” ucap Rubiyati.
Epandy menambahkan, hasil panen baik kacang tanah maupun jagung keduanya dijual kepada pedagang masing-masing sebesar Rp 9000/kg untuk kacang tanah dan Rp 3.500/kg untuk jagung.
Sinergi petani dan penyuluh di masa pandemic seperti ini memang sangat dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, masa pandemi Covid-19 ini adalah saatnya semua lini bergerak untuk membantu dan meyakinkan bahwa kondisi akan baik.
“Negara sedang dalam kondisi yang tidak biasa dan kita sebagai pejabat pemerintah di bidang pertanian harus hadir menyelamatkan 267 juta jiwa penduduk Indonesia,” ujar Mentan SYL.
Ditambahkan Mentan SYL, yang terlihat bahwa panen padi masih berlangsung di beberapa wilayah, proses menanan juga langsung dilakukan, kebutuhan pangan rakyat dipastikan tercukupi.
“Ada dua sektor yang tidak boleh berhenti dalam situasi seperti ini yaitu sektor pertanian dan dan kesehatan. Oleh karena itu, Kita tidak boleh lengah menyediakan bahan pangan,” tuturnya.
Penulis: Ahmad SJ
Editor: Renilda PY