email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Wednesday, December 4, 2024
- Advertisement -

PKS Sungai Penuh Agamis Sebatas Kepentingan Politik

Populer

Oleh: Agustia Gafar S.H., M.H.* 

Oerban.com – Semakin riuh keadaan menuju Pilwako Sungai Penuh karena banyaknya tokoh yang muncul dan berbondong-bondong melawan petahana yaitu Ahmadi Zubir selaku wali kota aktif Sungai Penuh dan juga bakal calon Wali Kota Sungai Penuh.

Keadaan tersebut semakin berasap dengan munculnya rekomendasi dari PKS untuk Ahmadi dan Fery Satria yang akan maju di Pilwako yang akan datang di mana banyak sekali kontra dalam hal ini, apa lagi PKS dikenal sebagai partai Islam atau partai dakwahnya umat Islam di Indonesia.

Partai Islam atau partai dakwah adalah salah satu partai yang mengajak dalam kebaikan dan hadirnya PKS tentu selalu melihat masyarakat dalam segi tingkah laku seorang pemimpin atau seseorang yang akan di usung mereka.

Secara visual misi PKS dalam poin ke 4 menyebutkan: “Memenangkan Pemilu 2024 dan meningkatkan kontribusi partai dalam menggagas dan memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak kepada kemaslahatan rakyat, bangsa, dan negara yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta turut berperan dalam pengembangan demokratisasi di kawasan, dan pengembangan kerja sama internasional untuk memperkokoh posisi Indonesia”.

Dari visi misi di masa Ahmadi Zubair seharusnya tidak masuk dalam radar PKS jika memang PKS partai agamis itu memang konsisten menjalankan apa yang telah disepakati, di mana KKN di masa Ahmadi Zubir baik di dinas maupun Ahmadi sendiri yang hari ini sedang dalam proses hukum yang terus berjalan.

Kini Entah apa yang ada di benak Fery Satria sehingga memutuskan untuk berpasangan dengan Ahmadi Zubair, yang jelas pimpinan PKS Kota Sungai Penuh ini hanya untuk kepentingan politik dan sebatas melihat Ahmadi seorang petahana.

Baca juga  Iklim Politik Eropa Menormalkan Sentimen Anti-Muslim'

Tentunya hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yaitu Hidayat Nur Wahid. Dikutip dari website PKS sendiri ia menyatakan “salah satu bentuk politisasi agama, yakni ketika ada pihak yang mengesankan dirinya sangat agamais, namun tidak menerapkan keadilan ekonomi dan hukum bagi seluruh rakyat. Mereka seolah-olah sangat agamais, sementara agama tidak dilaksanakan, tapi hanya untuk kepentingan politik. Itu yang namanya politisasi agama”.

Hidayat menekankan, “Bahwa penerapan agama yang sesungguhnya juga harus dilakukan dalam perilaku politik. Wujudnya pun harus konkret, yakni dengan menjamin keadilan ekonomi serta hukum. Jika tidak, maka sama dengan politisasi agama”.

Dari visi misi dan yang disampaikan oleh wakil ketua dewan Syuro PKS tentu Fery satria hanya sebatas kepentingan dan menghilangkan jati diri PKS itu sendiri di Kota Sungai Penuh, wajar sempat heboh dengan terbelahnya PKS Sungai Penuh.

Dari apa yang tertera di atas, PKS seperti partai yang tidak mendengarkan wakil ketua syuro dan tutup mata dengan hal itu. Ini adalah perilaku yang buruk yang kita sama-sama tau, seharusnya sebagai DPD Kota Sungai Penuh harus jeli dengan hal demikian.

Hasil survey internal PKS Sungai Penuh dari menunjukkan elektabilitas Fikar Azami 40,29%, Ahmadi Zubir 21,8r%, Alvia Santoni 14,32%, Pusri Amsyi 5,58%, Ferry Satria 5,34%, Alfin 5,35%, Noviar Zen 2,91%, Defitra Eka Jaya, 0, 24%.Q

Jelas Ahmadi masih di posisi kedua, secara tidak langsung dengan PKS memberikan rekomendasi kepada Ahmadi ini bentuk tidak menghargai anggotanya sendiri. Hal tersebut sangat bahaya untuk PKS sungai penuh sendiri, kendatipun keputusan tetap dari pusat tetapi tetap ada pengaruh lobi dari ketua DPD PKS Sungai Penuh.

Baca juga  Singgung Parpol yang Transaksikan Kapasitas dengan Popularitas, Fahri Hamzah: Tragis

Terakhir mari kita lihat tingkat kepuasan masyarakat terhadap Ahmadi Zubir yang mana menurut Jambi Update tingkat kepuasan masyarakat kepada Ahmadi sangat rendah hal ini dari lembaga survey Ide Cipta Research Consulting (ICRC) pada 1 sampai 7 mei 2024. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Ahmadi Zubir hanya mampu menyentuh 26,8% sedangkan yang menyatakan tidak puas sangat melonjak di angka 63,8% sisanya 9,5% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Survey tersebut berbanding lurus dengan yang dilakukan oleh PKS sungai penuh sendiri di mana tingkat kepuasan terhadap Ahmadi Zubair hanya 23,06%, yang menyatakan ketidakpuasan sebanyak 43,24% dan 34,71% menyatakan tidak tau.

Lalu dari penjabaran di atas apa yang membuat PKS mengusung Ahmadi Zubair yang mana jelas bertolak belakang dengan PKS sendiri kalau bukan hanya kepentingan politik dan bahayanya kepentingan tersebut bisa merusak karakter dari partai PKS khususnya Sungai Penuh.

*penulis merupakan bagian dari Ikatan Pemuda Kerinci Sungai Penuh dan Bidang Hukum Himpunan Keluarga Kerinci Nasional.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru