Oleh: Muhammad Ravi*
Oerban.com – Batubara Jambi, belakangan ini menjadi kontroversi bagi masyarakat Jambi di saat kedudukan Al Haris sebagai Gubernur Jambi, bahwasannya banyak didapatkan dampak terkait operasionalnya di jalan lintas Provinsi Jambi.
Kemacetan parah yang terus melanda jalan lintas Provinsi Jambi yang mengarah ke Tembesi-Bangko mengakibatkan antrian kendaraan sepanjang belasan kilometer sejak malam hingga waktu fajar. Kemacetan ini terjadi terutama di ruas jalan Tembesi-Simpang Sridadi dan diperparah oleh sopir travel yang nekat memotong lajur kanan untuk mempercepat waktu agar penumpang cepat tiba di kota tujuan, sehingga membuat arus dari Sarolangun juga ikut terhambat.
Mobil angkutan batubara mendominasi lajur kiri dari arah Sarolangun menuju Jambi, mulai dari jembatan dua Durian Luncuk hingga melewati Desa Jebak. Kendaraan-kendaraan besar ini menyebabkan antrian panjang, yang didominasi oleh sopir travel, angkutan ikan, dan kendaraan pribadi. Banyak dari mereka terjebak kemacetan selama berjam-jam.
Kemacetan ini baru mulai terurai setelah sebagian besar angkutan batubara memasuki kantong parkir yang disediakan. Meskipun begitu, lalu lintas tetap padat dan lambat hingga siang hari.
Menurut salah satu sopir travel yang tidak mau disebutkan namanya, ia menyebutkan kemacetan ini sangat mengganggu perjalanan dan menyebabkan kerugian baik dari pihak travel atau penumpang “yang harusnyo Jambi-Bangko normalnya 6 jam bisa berubah menjadi 12-24 jam,” ujar sopir travel Jambi-Bangko.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, terutama bagi warga sekitar dan pengguna jalan yang rutin melintasi jalur ini.
“Yang kami mau dari pengguna jalan umum ini janganlah lagi angkutan batubara (BB) ini melintas di atas jalan nasional. Selama ini kan kalau ada penjabat tinggi yang lewat BB di stop dulu, jangan lagi ada yg seperti itu, yang kami harapkan jalan nasional itu tanpa angkutan BB. Mau ada petinggi lewat, mau rakyat biasa yang lewat tetap tidak ada angkutan BB, dan untuk penggunaan bahan bakar bagi mobil angkutan BB selama ini sudah dianjurkan untuk menggunakan dexlite. Tapi kenapa selama ini semua pom bensin di dalam kota maupun luar jambi memperbolehkan mobil angkutan BB menggunakan bio solar, padahal sudah tertuliskan dengan besar bahwasanya mobil angkutan tambang dilarang untuk mengisi biosolar,” ucap Eja sopir travel Jambi – Bangko.
Mereka berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah-langkah efektif untuk mengatasi kemacetan ini, terutama dengan mengatur lalu lintas angkutan batubara secara lebih baik.
Upaya percepatan pembuatan jalan khusus batubara sangatlah di mbutuhkan namun demikian, manajemen lalu lintas yang lebih baik juga harus diterapkan sebelum selesainya jalan khusus batubara ini untuk meminimalisir dampak negatif terhadap pengguna jalan lainnya.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah penjadwalan ulang pengoperasian angkutan batubara agar tidak bersamaan dengan jam-jam pada dan memberi sanksi yang berat bagi oknum sopir yang melanggar.
Semoga pemimpin Jambi yang terpilih tahun ini dapat mengatasi kemacetan yang terjadi, dan saya berharap semoga jalur yang dibuat dalam Pemerintahan Uwo Haris terus berjalan dan bermanfaat bagi sopir batubara dan pengguna jalan lainnya.
*penulis merupakan mahasiswa Ilmu Pemerintah Universitas Jambi.