Jakarta, Oerban.com – Indonesia memulai awal tahun 2021 dengan diwarnai represifitas dan prinsip demokrasi yang menyimpang, hal ini dapat dilihat dari maklumat yang dikeluarkan oleh Kapolri Jendral Idham Azis mengenai pelarangan, penggunaan simbol dan atribut serta penghentian kegiatan Front Pembela Islam (FPI).
Banyak protes keras dari berbagai pihak mengenai maklumat tersebut, terutama pasal 2d yang mengancam kebebasan masyarakat untuk mengakses info mengenai FPI.
Dengan awal tahun yang buruk seperti itu, pengamat politik Rocky Gerung memprediksi jika kekerasan di Indonesia akan semakin meningkat, dan akan dimulai minggu depan.
“Karena Jokowi mengatakan negara tidak boleh kalah, lalu Mahfud mengatakan FPI dibubarkan, lalu maklumat polisi bahwa pers bahkan dilarang untuk memberitakan yang bernuansa FPI, itu semua predictable, jadi saya bisa pastikan bahwa minggu depan kekerasan dimulai.” Kata Rocky lewat kanal youtubenya pada Minggu (3/1).
Lebih lanjut, Rocky juga mengatakan jika hal itu telah dibicarakannya dengan beberapa LSM Kritis seperti KontraS, YLBHI, dan Amnesty International yang juga mengetahui jika akan ada pengetatan kekerasan kedepannya.
Pengetatan kekerasan tersebut juga akan dibarengi oleh kekhawatiran masyarakat mengenai cyber police, yang berkemungkinan besar akan melakukan sweeping ke dalam grup-grup medsos.
Editor: Renilda P Yolandini