Istanbul, Oerban.com – Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengumumkan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Uzbekistan, Indonesia, Bahrain, dan Qatar bulan ini.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan kabinet di ibu kota Ankara, Erdogan mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Samarkand, Uzbekistan untuk pertemuan puncak Organisasi Negara-negara Turki (OTS) pada hari Kamis dan Jumat.
OTS, sebelumnya disebut Dewan Turki atau Dewan Kerjasama Negara Berbahasa Turki, adalah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara Turki independen terkemuka yang bekerja sama untuk meningkatkan hubungan dan persatuan di antara mereka sendiri.
Türkiye telah memprioritaskan kedaulatan, stabilitas, dan kesejahteraan negara-negara Turki di Asia Tengah sejak tahun 1990-an, kata Duta Besar Mercan saat berpidato di acara tersebut.
OTS awalnya muncul sebagai pertemuan puncak antara kepala negara Turki pada tahun 1991 dan akhirnya menjadi dewan internasional pada tahun 2009, mengadakan lebih dari 10 pertemuan puncak sejauh ini.
Erdogan kemudian akan menuju ke Bali, Indonesia pada hari Selasa dan Rabu berikutnya, 15-16 November, untuk KTT Pemimpin G20.
Presiden China dan AS, Xi Jinping dan Joe Biden, masing-masing, juga diharapkan menghadiri KTT G20 di Bali.
Setelah KTT, dia akan mengunjungi negara Teluk Bahrain, dan pada 20 November, dia akan menuju ke tetangganya Qatar, tambahnya.
Bulan lalu, Türkiye dan Qatar menandatangani 11 kesepakatan kerja sama baru dalam pertemuan kedelapan Komite Strategis Tertinggi di Istanbul.
Türkiye dan Qatar membentuk Komite Strategis Tertinggi pada tahun 2014 sebagai mekanisme untuk dialog tingkat tinggi dan kerja sama bilateral.
Ankara dan Doha menikmati hubungan yang kuat, terutama sejak blokade 2017 negara Teluk oleh Arab Saudi dan lainnya. Kedua negara telah memperkuat hubungan militer dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Pertemuan keenam Komite Strategis Tertinggi Türkiye-Qatar diadakan pada tahun 2020 di ibu kota Turki, Ankara. Sepuluh perjanjian ditandatangani antara kedua negara di hadapan kedua pemimpin. Dalam rangka pertemuan Komite Strategis Tertinggi, sebanyak 68 kesepakatan dan protokol telah ditandatangani antara kedua negara sebelumnya.
Hubungan Turki-Qatar juga menyaksikan kerja sama yang tumbuh dan berkelanjutan di berbagai tingkatan, dengan koordinasi tinggi pada banyak masalah regional dan internasional, termasuk krisis Libya dan Afghanistan. Selain perdagangan bilateral dan hubungan diplomatik, kedua negara memainkan peran penting dalam mendukung pemerintah Libya yang sah dan membela Tripoli melawan pasukan Jenderal Khalifa Haftar dalam serangan 14 bulan. Mereka juga bekerja sama untuk membuka kembali Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai setelah Taliban mengambil alih menyusul jatuhnya pemerintah dan penarikan pasukan AS.
Sumber : Daily Sabah