Kota Jambi, Oerban.com – Dampak psikologi pada anak-anak korban pelecehan seksual oleh AN, oknum guru ngaji di Kota Jambi masih terlihat. 6 orang anak perempuan korban pelecehan itu mengalami trauma psikologis sejak terungkapnya kasus tersebut pada Januari 2020 lalu.
Dampak pandemi yang mengakibatkan anak-anak harus belajar dari rumah juga menambah hal tersebut, mengingat rumah korban tidak terlalu jauh dari rumah pelaku. Hal inilah yang membuat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM KBM UNJA) melalui kementerian gerakan pemberdayaan perempuan (Gerdapuan) melakukan serangkaian layanan psikososial bagi anak-anak tersebut.
Menteri gerdapuan BEM UNJA tahun 2020, Revina Indah Lestari mengungkapkan sebagai bagian dari BEM, pihaknya bertugas menampung aspirasi khususnya tentang isi perempuan, tak hanya itu, pihaknya juga merasa bertanggung jawab atas permasalahan perempuan yang ada.
“Biasanya masyarakat kalo ada korban pelecehan seksual, kurang memberikan support pada korban, apalagi ini membuat trauma pada anak-anak, kami hanya membantu agar mereka pilih dari trauma itu.” Jelasnya.
Ia juga menambahkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini perlu kerjasama semua pihak. Ia berharap layanan psikososial yang diberikan dapat membantu meringankan trauma para korban serta membuat sadar masyarakat sekitar untuk peduli pada korban.
Sementara itu, Natasa, salah satu relawan yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan layanan psikososial yang diberikan berupa pemahaman dasar tentang pendidikan seks untuk anak-anak serta beberapa permainan dan lomba mewarnai.
“Bentuknya diskusi ringan, mewarnai, serta beberapa permainan sederhana. Alhamdulillah mereka senang semua dan minta diadakan lagi” ujarnya.
