Soreang, Oerban.com – Kementerian Pertanian menyelenggarakan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Jawa Barat. Kegiatan yang dihadiri Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman ini ditujukan untuk memaksimalkan dukungan penyuluh dan petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung di Provinsi Jawa Barat untuk kebutuhan nasional.
Mentan Amran menyebut bahwa petani dan penyuluh adalah pahlawan pangan Indonesia. Ia mengaku dulunya pernah menjadi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan kembali menjadi Menteri Pertanian untuk bekerja bersama PPL membantu aktivitas produksi petani di lapangan.
“Saya ini dulu PPL, PPL adalah pelayan petani Indonesia, saya kembali (menjadi Menteri Pertanian) untuk Anda, kalian semua pahlawan pangan Indonesia, kami terbiasa kerja hingga ke pelosok sampai ke ujung, kami ingin petani merasakan kehadiran pemerintah,” ungkap Mentan Amran di Gedung Bale Rame Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Baca juga: Penangkapan Paksa Petani di Jambi Picu Protes Massa dan Tuntutan Reforma Agraria
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi tidak bisa dilakukan melalui langkah-langkah biasa. Dirinya mengaku, saat ini tengah berupaya meningkatkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) yang total anggarannya mencapai Rp. 260 miliar. Biaya ini diharapkan dapat mendukung kerja penyuluh di lapangan secara lebih maksimal.
“Begitu aku dilantik Menteri, yang aku cari pertama, apa para penyuluh sudah diperhatikan, akhirnya saya putuskan biaya operasional, biaya seminar, biaya perjalanan dinas kita kumpulkan hingga 200 miliar lebih, ini untuk penambahan BOP, untuk mendukung PPL di seluruh Indonesia,” bebernya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan penambahan BOP dan kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Jawa Barat ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung.
“Biaya Operasional Penyuluhan (BOP) akan naik sesuai kinerja penyuluh pertanian, jika produktivitas naik, BOP akan ikut naik, begitu sebaliknya,” ungkap Dedi.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa penyuluh pertanian adalah kunci keberhasilan program pembangunan pertanian dalam hal peningkatan produksi untuk mencapai swasembada. Ia menegaskan kewajiban penyuluh untuk mendampingi petani dalam mencapai peningkatan produktivitas dan produksi padi dan jagung.
“Diharapkan para petani dan penyuluh pertanian dapat berkolaborasi di lapangan untuk mengenjot produksi dan produktivitas pertanian khususnya padi dan jagung untuk meraih kembali Swasembada Pangan,” terangnya.
Sebagai informasi, kegiatan pembinaan penyuluh dan petani ini diawali dengan peninjauan pameran produk-produk pertanian maupun hasil olahan dari Dinas Pertanian, Pengelola P4S dan UPT lingkup Kementan. Kegiatan juga dilanjutkan dengan simulasi penebusan pupuk bersubsidi melalui KTP dan penyerahan sejumlah bantuan pertanian hingga Bimbingan Teknis Gerakan Tani Pro Organik Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung.(*)
Editor: Ainun Afifah