Jakarta, Oerban.com – Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay, mempertanyakan keseriusan Pemerintah dalam mengembangkan vaksin dalam negeri, karena Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk yang banyak melakukan vaksinasi, tetapi bukan negara produsen.
“Tadi Pak Menteri menjelaskan kita nomor empat apa lima di dunia yang paling banyak melakukan vaksinasi, negara yang bukan produsen, bahasanya gitu,” kata Saleh Daulay dalam Rapat Kerja antara Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, BPOM dan Biofarma, Kamis (8/4).
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta Menteri Kesehatan tidak menyamakan Indonesia dengan negara-negara kecil di dunia terkait dengan jumlah vaksinasi dan produksi vaksin sendiri, karena Indonesia sendiri adalah negara besar keempat di dunia.
“Kalau kita bandingkan dengan negara kecil-kecil, ya gak cocok juga, kita kan negara besar, kan ada beberapa negara kecil menjadi perbandingan saya kira gak pas, gak apel to apel, kalau saya bilang Indonesia negara keempat besar dunia yang tidak memproduksi vaksin covid,” ucap Saleh.
Saleh pun meminta Menteri Kesehatan melihat negara-negara besar yang sudah mempunyai vaksin sendiri, dan Indonesia ikut membeli vaksin-vaksin mereka.
“Coba lihat di Cina, dia produksi bahkan ekspor ke kita, India dia punya sendiri bahkan kita impor dari India, Amerika tadi pak Menteri berharap Amerika mau kasih ke kita, kita yang keempat terbesar gak ada vaksinnya, jumlah penduduk kita 237 juta lebih, iya kan, Rusia negara besar dia buat Sputnik. Nah ini jadi problem, saya katakan kita tidak merdeka,” jelasnya.
Saleh juga menyinggung proses vaksi Nusantara dan vaksin Merahputih yang menjadi kebanggaan Indonesia selama ini, tetapi hingga kini belum jelas statusnya. Padahal, kata politisi asal Sumatera Utara ini, banyak Anggota Komisi IX DPR RI sudah siap menjadi relawan vaksin Nusantara yang sudah masuk tahap uji klinis dua.
“Kalau kita berharap vaksin Merahputih lama, vaksin Nusantara yang dibanggakan banyak mau jadi relawan ini belum jelas, Pak Nur Yasin sudah siap tapi gak jalan gitu,” ujarnya.
Saleh pun mengaku bingung dengan posisi Indonesia yang belum bisa memproduksi vaksin Covid-19, padahal selama ini Indonesia sudah banyak memproduksi vaksin yang diekspor ke ratusan negara di dunia.
“Kalau kita lihat pengalaman untuk memproduksi vaksin luar biasa, sudah mengekspor lebih dari 141, negara luar biasa. Tapi bukan vaksin covid ya, vaksin yang lain. Artinya kita sudah punya pengalaman buat vaksin, tapi begitu masuk ke covid kurasa jadi stak gini, ini tumpul semua,” pungkasnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini