Kota Jambi, Oerban.com – Kelapa sawit adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kelapa sawit tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak goreng yang sehat, tetapi juga sebagai bahan baku berbagai industri, seperti biodiesel, kosmetik, farmasi, kimia, tekstil, kertas, bioenergy dan lain sebagainya.
Pemanfaatan kelapa sawit untuk berbagai produk turunan sangat dipengaruhi dengan kuantitas maupun kualitas buah kelapa sawit yang dihasilkan. Kuantitas dan kualitas ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal yang merupakan titik kritis dalam produksi kelapa sawit.
Benih kelapa sawit merupakan elemen yang sangat penting dalam menentukan hasil produksi tanaman kelapa sawit. Penggunaan benih sawit berkualitas (unggul) akan memberikan produktifitas yang maksimal. Selain penggunaan benih unggul, titik kritis yang mempengaruhi produksi kelapa sawit terletak pada air dan unsur hara, dalam hal ini pemupukan. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produksi kelapa sawit atau lebih dikenal dengan istilah trek, maka Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi mengambil tema BOC kali ini dengan judul, “Sawit Ngetrek, Pemupukan Berimbang Solusinya”.
Dibuka langsung oleh Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dr. Ir. Dedy Nursyamsi, M.Agr, BOC Volume 268 ini diikuti sebanyak 637 orang. Tanaman memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya, ujar Dedy. Meskipun telah tersedia didalam tanah namun ketersediaannya belum mencukupi bagi tanaman, oleh karena itu perlu penambahan dari luar, namun dilakukan secara berimbang, tambah Dedy.
Pemupukan tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan overdosis dan merusak kondisi tanah. Oleh karena itu, pemberian pupuk pada tanaman harus dilakukan dengan berimbang menyesuaikan kebutuhan tanaman. Dalam pemaparannya, narasumber BOC yang juga seorang Widyaiswara Ahli Madya Bapeltan Jambi, Syukur, menyampaikan dalam melakukan pemupukan harus memperhatikan 5T yaitu tepat jenis, tepat bentuk, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara.
Para peserta sangat antusias menyimak BOC kali ini karena temanya sangat menarik, berkaitan dengan pendapatan petani kelapa sawit. Para peserta penasaran bagaimana mengantisipasi agar produksi kelapa sawit tidak sampai nge-trek atau menurun. Durasi yang biasanya hanya 1,5 jam saja molor hingga lebih dari 2 jam dikarenakan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Semoga dengan penjelasan di BOC Volume 268 ini, kerisauan para peserta akan produksi sawitnya dapat terjawab. (DNA)