Painan, Oerban.com – Peningkatan produksi padi terus diupayakan untuk mengimbangi kenaikan konsumsi karena pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan produksi padi, namun dibalik itu berbagai kendala dihadapi, salah satunya serangan hama dan penyakit.
Hama dan penyakit padi merupakan salah satu cekaman biotik yang menyebabkan terjadinya kesenjangan hasil antara potensi hasil dan hasil aktual. Beberapa hama yang menyebabkan ketidakstabilan produksi padi yaitu tikus, penggerek batang dan wereng cokelat.
Muslim Damis, seorang penyuluh pertanian swadaya dan juga ketua Kelompok tani Semangat Tani sangat menyadari hal tersebut. Kelompok tani yang terletak di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ini menanam padi pada lahan seluas 25 hektar menggunakan teknologi Jarwo 2:1.
Dalam rangka mengantisipasi ledakan hama yang bisa merugikan petani dan menyebabkan gagal panen nantinya, kami mengamati hama sedini mungkin, bahkan di malam hari, ujar Muslim. Hal ini kami lakukan karena dengan mengamati hama kami bisa mendeteksi lebih awal populasi hama sehingga sedini mungkin dapat dilakukan pengendalian, terang Muslim.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa semua harus bergerak dalam mengamankan produksi padi dari ancaman serangan hama dan penyakit yang mengancam produksi pangan nasional.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian pun menyatakan bahwa serangan hama dan penyakit bisa datang mendadak dan bersifat eksplosif dalam waktu relatif singkat, oleh karena itu perlu adanya kemampuan memperkirakan populasi hama.
Penulis : Dyah Nastiti Anindita