Jakarta, Oerban.com – Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi soal maraknya baliho elite Parpol seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar. Menurutnya, semua baliho tersebut dimaksudkan untuk mempercepat perubahan politik.
“Gak masuk akal orang pasang baliho dalam waktu ke 2024 yang panjang, pasti mereka pasang baliho untuk bersiap-siap di 2021 akhir atau 2022 awal,” kata Rocky seperti dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (7/8/2021).
Lebih lanjut Rocky menjelaskan, baliho yang terpasang menjadi tanda bahwa inner struggle sudah terjadi. Selain itu menurutnya, kalau benar ada etika dalam kekuasaan, maka tidak akan ada yang memasang baliho, semua menghormati presiden.
“Dia pasang baliho karena emang gak hormati presiden lagi, jadi bukan hanya sekedar mahasiswa yang gak hormati presiden karena dianggap sebagai king of lip service. Tapi juga inner circle nya tidak menghormati presiden,” jelasnya.
Keadaan itu menurut Rocky mesti dipahami bahwa ada kerapuhan di dalam kepercayaan publik, pasti itu terjadi. Di samping adanya inner struggle di dalam kabinet.
Lalu mengenai perubahan politik itu sendiri, dia menegaskan jika benar terjadi sebelum 2024, hal tersebut tidak menjadi masalah. Bahkan perubahan politik yang direncanakan itu bisa saja diselenggarakan hanya dengan 9 orang.
“Bisa diselenggarakan oleh mungkin 9 orang, 3 orang menteri dari dalam yang menyatakan ketidakpuasan, disambut 3 orang di DPR yang sebetulnya diam-diam juga setuju percepatan pemilu, dan 3 orang oposisi,” terangnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini