London, Oerban.com – Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris, telah membatalkan rencananya untuk berlibur agar dapat lebih fokus pada respons pemerintahnya terhadap sejumlah kerusuhan rasial yang menargetkan Muslim dan migran, menurut sumber dari Downing Street.
Ribuan petugas polisi tetap bertugas selama akhir pekan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekerasan, meskipun pada hari Sabtu, untuk hari keempat berturut-turut, jumlah demonstran yang mendukung migrasi jauh melebihi jumlah demonstran yang menolak migrasi di beberapa kota.
Menurut sumber yang berbicara dengan syarat anonim, Starmer tidak akan melanjutkan rencana liburnya minggu depan. Pemerintahnya telah bertindak cepat untuk mempercepat proses pemrosesan terhadap orang-orang yang ditangkap dan didakwa terkait dengan kerusuhan.
Pada hari Jumat, para pejabat melaporkan bahwa sebanyak 741 orang telah ditangkap sejak kerusuhan dimulai, dan 302 di antaranya telah didakwa.
Polisi memperkirakan bahwa penangkapan akan terus berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Pada hari Sabtu, Dewan Kepala Polisi Nasional, yang mewakili para pemimpin kepolisian, menyatakan bahwa petugas spesialis telah diperintahkan untuk menindak pelaku kejahatan daring dan influencer yang bertanggung jawab menyebarkan kebencian dan memicu kekerasan dalam skala besar.
“Kejahatan daring memiliki konsekuensi di dunia nyata dan Anda akan diperlakukan dengan cara yang sama seperti mereka yang hadir secara fisik dan melakukan kekerasan,” kata Chris Haward, pimpinan NPCC untuk kejahatan serius dan terorganisasi.
Setidaknya dua orang telah dipenjara dalam beberapa hari terakhir karena menghasut kebencian rasial melalui pesan di media sosial.
Kerusuhan terjadi setelah postingan daring secara keliru mengidentifikasi tersangka pembunuh tiga gadis muda dalam serangan pisau pada 29 Juli di Southport, Inggris barat laut, sebagai seorang migran Islam.
Pada hari Jumat, Raja Charles mengimbau untuk meningkatkan rasa saling menghormati dan pengertian, serta menyambut baik upaya kelompok masyarakat dalam melawan kekerasan dan kebencian.
“Agresi dan kriminalitas dari segelintir orang,” kata juru bicara Istana Buckingham.
Sumber: Reuters
