Muara Sabak, Oerban.com – Digitalisasi terus dilakukan Kementerian Pertanian untuk memperkuat produksi dan koordinasi hingga ke lapangan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahkan meminta BPP Kostratani untuk terhubung secara digital dengan petani. Dengan digitalisasi maka perkembangan luas tambah tanam (LTT) dan luas tambah panen (LTP) sekarang dapat dilaporkan secara real time. (11/09)
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengungkapkan Kementerian Pertanian melalui Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup BPPSDMP khususnya, turut melakukan pendampingan intensif kepada 290 BPP Kostratani. Dedi Nursyamsi menambahkan, BPP Kostratani bisa menjadi contoh dari apa yang menjadi ciri pertanian maju, mandiri dan modern yang dipraktikkan oleh para petani di wilayah kerja BPP Kostratani.
Balai Pelatihan Pertanian Jambi selaku Unit Pelaksana Teknis BPPSDMP pun turut ambil bagian dalam program ini salah satunya dengan pemantapan Kostratani dan melatih para petugas BPP untuk melaporkan perkembangan luasan tanam, luas panen dan produktifitas melalui aplikasi online. Kamis, 10 September 2020 bertempat di UPTD Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Muara Sabak Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, diadakan pelatihan para petugas BPP yang ada untuk dapat menginput data pertanian wilayah kerja dengan dimulai dari 11 komoditas strategis pertanian, terutama padi, jagung, kedelai (pajale).
Kasi Program dan Evaluasi, Nugroho Setyowibowo mewakili Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi mengharapkan dengan pelatihan ini petugas BPP bisa melaporkan rutin setiap minggu data perkembangan luas tanam, luas panen dan produktifitas di wilayah kerja masing-masing. Interkonektivitas secara digital seperti ini juga memudahkan para pengambil kebijakan di Kementerian Pertanian maupun pemerintah daerah untuk bertindak cepat memberikan respons terhadap perkembangan yang berlangsung di lapangan.
Program Kostratani yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo intinya ada di penyuluh dan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dimana BPP dijadikan sebagai pusat pembangunan pertanian, sebagai pusat data dan informasi, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.
Penulis: Desaf. P
Editor: Renilda PY