Jakarta, Oerban.com – Gerindra dan PDIP adalah dua partai besar yang saling bersaing pada pilpres tahun lalu, yang berujung dengan kemenangan bagi PDIP. Namun dalam hal ini, Gerindra mungkin tidak sepenuhnya kalah, karena Jokowi selaku presiden terpilih merangkul Gerindra untuk masuk ke dalam kabinet kerjanya. Tidak tanggung-tanggung, dua kursi menteri diberikan oleh Jokowi kepada lawan politiknya di 2019 tersebut. Yaitu menteri pertahanan untuk Prabowo Subianto, lalu menteri kelautan dan perikanan untuk Edhy Prabowo.
Apa yang dilakukan oleh presiden Jokowi adalah suatu taktik politik yang amat baik, karena pengooptasian partai-partai besar, akan menyebabkan mulusnya rencana kerja istana dalam satu periode pemerintahan. Contoh paling dekat adalah terbitnya UU Cipta Kerja, anggota parlemen hanya bekerja layaknya stempel penguasa. Hal itu disebabkan oleh kontrol parpol terhadap kadernya yang duduk di parlemen, karena telah terikat lebih dulu oleh penguasa.
Namun di sisi lain, hal itu tampaknya tak berlaku bagi Fadli Zon, meski partainya telah masuk dalam jajaran istana, namun sikap politik yang ditunjukan malah mengarah kepada hal yang sebaliknya. Baru-baru ini, mantan wakil ketua DPR tersebut beraksi keras terhadap penurunan baliho Habib Rizieq atas perintah langsung Pangdam Jaya.
Fadli mempertanyakan kepentingan di balik perintah tersebut, karena menurut Fadli, hal itu jelas diluar kewenangan dan tupoksi TNI.
“Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan n tupoksi TNI. Sebaiknya jgn semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lg “dwifungsi ABRI” imbangi “dwifungsi polisi.” Kata Fadli seperti dikutip dari akun twitternya @fadlizon pada Jum’at (20/11/2020).
Fadli memang menjadi sosok yang kerap bertentangan dengan pihak istana, hal itu membuat banyak orang bertanya-tanya, karena sejauh ini, yang berada pada jalur pertentangan biasanya adalah partai oposisi, sebut saja PKS dan Demokrat sebagai contoh.
Presiden ILC Karni Ilyas sempat mempertanyakan tentang sikap Fadli tersebut, dalam sebuah video wawancara yang di unggah dalam channel Youtube Karni Ilyas Club, Jum’at (20/11/2020).
Menjawab pertanyaan Karni, Fadli mengatakan bahwa jika tidak ada lagi oposisi yang kuat di DPR, maka DPR hanya akan berperan sebagai stempel.
Lebih lanjut, Fadli mengatakan jika apa yang dilakukannya adalah bentuk kesetiaan dan loyalitas kepada rakyat.
“Saya pikir apa yang saya lakukan harus setia juga loyal kepada rakyat, dan loyal kepada partai. Tapi loyal kepada rakyat harusnya lebih tinggi.” Jelas Fadli.
Penulis: Zuandanu P
Editor: Renilda PY