Lima Puluh Kota, Oerban.com – Pertanian merupakan salah satu program prioritas nasional, karena terkait dengan kedaulatan pangan. Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat ikut mendukung sektor pertanian, tidak hanya dari bidang pangan dan perkebunan saja, tetapi juga bidang hortikultura. Bawang merah merupakan salah satu komoditi bidang hortikultura yang saat ini tetap menjadi perhatian pemerintah dalam prospek pengembangannya di lapangan.
Hal ini bisa dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh salah satu P4S binaan Kementan yaitu P4S Saiyo Sakato dalam melaksanakan panen bawang merah bersama dengan mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari Politeknik Pertanian (Politani) Payakumbuh.
P4S yang terletak di Desa Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat ini panen bawang merah varietas SS Sakato pada umur 60 hari dengan produktivitas mencapai 250 kilogram untuk 20 kilogram bibit, dengan tujuan untuk meningkatkan penghasilan petani binaannya.
Menurut ketua P4S Saiyo Sakato, Nelia Irawati mengaku sangat senang dengan panen kali ini. “Alhamdulillah dengan pendampingan penyuluh dan bantuan dari Mahasiswa PKL Politani, kami berhasil panen bawang merah pada umur +60 hari karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dengan hasil terbaik, sesuai harapan dan dengan harga yang juga cukup bagus yaitu Rp. 30.000,-/kg. Mudah –mudahan bisa mendongkrak pendapatan petani kami,” ujar beliau.
Di sisi lain penyuluh pertanian lapangan (PPL) Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Yulianis mengungkapkan harapannya akan panen kali ini.
“Terima kasih kami ucapkan kepada kelompok tani Saiyo Sakato yang tetap berkomitmen berbudidaya bawang merah. Peran penyuluh dalam mendampingi kelompok tani binaan sangat penting demi peningkatan produktifitas. Kami berharap panen bawang merah kali dapat meningkatkan pendapatan petani P4S Saiyo Sakato,” ungkapnya.
Seperti diketahui bersama bahwasanya P4S Saiyo Sakato bersama penyuluh setempat melakukan budidaya bawang merah dengan sistem perlakuan secara organik yang dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan sampai dengan panen.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi memberikan acungan jempol untuk kinerja para penyuluh pertanian.
“Semua itu tentunya tidak lepas dari peran penyuluh pertanian yang terus melakukan pendampingan kepada petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga panen bawang merah berhasil. Penyuluh pertanian merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian, bahkan di era sekarang ini pertanian tidak pernah berhenti karena harus menyediakan pangan bagi 270 juta jiwa masyarakat indonesia,” ujar Dedi.
Editor: Ainun Afifah