Bangko, Oerban.com – Peningkatan produktivitas harus dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan apalagi menjelang hari besar seperti hari raya Idul fitri dan Idul Adha. Seperti yang dikatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) “Dalam pandemi Covid-19, kita dituntut untuk mampu menjaga ketahanan pangan, juga mewujudkan kemandirian pangan. Hal ini bisa direalisasikan jika kita mampu meningkatkan produktivitas,” katanya.
Hal inilah yang dilakukan kelompok tani di kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin, provinsi Jambi yang melakukan kegiatan penanaman padi sawah varietas inpari 30 dengan luas tanam 25 hektar dengan sitem tanam jarwo 4:1.
Pemilihan sistem tanam jarwo atau jajar legowo dipilih karena mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan sistem tanam biasa.
Tanam Jajar Legowo atau biasa Jarwo merupakan suatu upaya merekayasa pertanaman padi sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pinggir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Tanaman yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada dibarisan tengah sehingga diharapkan memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak. Jarwo 4:1 menerapkan setiap empat baris tanaman diselingi satu barisan kosong. Tipe ini memiliki dua baris tanaman pinggir dan dua baris tanaman tengah dengan jarak tanam 20 cm.
Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.
Teknologi tanam sistem jarwo sebagai salah satu paket teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) agar diterapkan petani, karena mampu memberikan keuntungan buat petani, antara lain : 1. Sistem Jarwo dapat menambah populasi tanaman padi sekitar 30% 2. Dengan adanya barisan kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/ lorong. 3. Tanam dengan sistem jarwo ini dapat mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus, karena hama tikus kurang suka tinggal dilahan yang terbuka, disamping itu dilahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan. 4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan. 5. Dengan menerapkan tanam sistem jarwo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir.
Koordinator penyuluh balai penyuluhan pertanian Margo Tabir, Rabli Kurniawan menyatakan bahwa dengan kegiatan penanaman yang dilakukan sebelum puasa dapat menyediakan pangan saat lebaran idul adha. “ kami sangat bersyukur sistem tanam jarwo yang memiliki banyak keuntungan dibandingkan sistem tanam biasa ini dapat diterapkan oleh petani di wilayah binaan kami, “ ungkap Rabli.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) mengingatkan peningkatan produktifitas tanaman padi adalah hal yang sangat penting saat ini.
“Tuntutan pertanian saat ini adalah meningkatkan produktivitas dan meminimalisir losses seminimal mungkin.” Kata Dedi.