email : [email protected]

28 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Turki dan Ethiopia Mencoba Bertindak sebagai Mediator dalam Konflik Sudan

Populer

Ankara, Oerban.com — Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki dan Ethiopia akan meluncurkan pekerjaan untuk bertindak sebagai mediator untuk menemukan solusi bagi konflik di Sudan atas inisiatif Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed.

Cavusoglu memuji upaya Ahmed untuk mengatasi masalah ini, dalam sebuah wawancara langsung di TRT Haber dia mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Burak Akçapar akan melakukan perjalanan ke Sudan minggu depan untuk mencari solusi permanen atas krisis yang sedang berlangsung di negara itu.

Cavusoglu juga mengatakan bahwa menteri luar negeri Iran, Rusia, Suriah dan Turki dapat mengadakan pertemuan di Moskow bulan depan, sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali hubungan Turki-Suriah setelahnya.

Anggota NATO Turki telah mendukung oposisi moderat terhadap Presiden Suriah Bashar Assad selama perang saudara 12 tahun, dan mengirim pasukannya sendiri ke utara negara itu untuk melawan Daesh dan cabang PKK di Suriah, teroris YPG.

Sementara itu, menteri luar negeri juga mengatakan Turki mengevakuasi 1.834 orang, termasuk 249 warga dari 19 negara yang berbeda, dari Sudan yang dilanda konflik.

“Kami berhubungan dengan setiap warga kami yang ingin kembali,” kata Cavusoglu.

Turki pada hari Kamis mengerahkan lima pesawat angkut militer, termasuk dua pesawat A400M, untuk mengevakuasi warganya yang tersisa dari Sudan.

Sebelumnya, pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa pesawat evakuasi C-130 Turki, yang menuju ke Pangkalan Udara Wadi Seidna untuk evakuasi, berada di bawah tembakan senjata ringan.

Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Selasa tengah malam adalah upaya terbaru untuk menghentikan pertempuran di Sudan yang pertama kali meletus pada 15 April.

Setidaknya 460 orang telah tewas dan lebih dari 4.000 terluka dalam bentrokan antara tentara dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak konflik dimulai, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.

Baca juga  Pemerintah Evakuasi Secara Bertahap WNI di Sudan, Total 748 Orang Tiba di Indonesia

Ketidaksepakatan telah mengobarkan dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dan paramiliter mengenai reformasi keamanan militer.

Reformasi ini membayangkan partisipasi penuh RSF dalam militer, salah satu isu utama dalam negosiasi dengan pihak-pihak internasional dan regional untuk transisi ke pemerintahan sipil dan demokratis.

Sumber: Daily Sabah

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru