email : [email protected]

24.6 C
Jambi City
Jumat, September 20, 2024
- Advertisement -

Ustaz Wido Supraha: Mendidik Anak dengan Menjaga Fitrahnya

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Pendidikan anak merupakan sebuah prioritas yang sedang diusahakan oleh para orang tua. Pendidikan anak tentunya dimulai dari kedua orang tua terlebih dahulu. Memahami kondisi mental anak dan jelas visi misinya merupakan pondasi yang utama.

Ustaz Wido Supraha dalam penyampaian materi Seminar Parenting Wali Murid SIT Ash-Shiddiiqi mengatakan bahwa cara mendidik anak yang baik adalah dengan menjaga fitrah anak, mengembangkan potensi anak, mengarahkan perkembangan fitrah dan potensi anak menuju kesempurnaan, dan melalui proses yang sistematis.

“Pendidikan harus banyak berdialog dengan anak karena khawatir nanti anak lebih percaya orang lain ketimbang orang tua atau guru. Yang membentuk karakter adab seorang anak adalah ayahnya. Ibarat sebuah bangunan, ayah adalah pondasi sedangkan ibu adalah pengisi pondasi tersebut. Jangan sampai kita mengucapkan kalimat yang mendemonstrasi anak kita. Lebih baik membacakan ayat Alquran agar menjadi ghiroh bagi anak tersebut saat besar nanti,” ujarnya.

Baca juga: Penampilan Hadroh Mengiringi Kegiatan Pembukaan Seminar Parenting SIT Ash-Shiddiiqi

Dalam mendidik anak, orang tua juga harus bahagia dan semangat. Waspadalah orang tua terhadap dampak negatif gadget pada anak.

Banyak sekali kasus gangguan kejiwaan yang dialami oleh anak-anak sehingga orang tua wajib waspada terutama anak yang masih rentan berusia 3 sampai 11 tahun. Bahaya gadget bisa merusak penglihatan sehingga membuat kebutaan serta gangguan pada mental.

Bagaimana tips agar tidak kecanduan gadget yaitu, pertama batasi usianya dan jangan kenalkan gawai di bawah usia 7 tahun dan ajarkan anak beraktivitas sesuai usianya. Kedua yaitu jadilah panutan. Sebaiknya orang tua memberi contoh dengan tidak menggunakan gawai di depan anak-anaknya.

Ustadz Wido Supraha (Pakar Parenting, Founder Sekolah Adab). (Foto: Humas Ash-Shiddiiqi)

“Hasil penelitian mengatakan bahwa anak-anak cenderung menyukai gadget karena meniru perilaku orang tuanya yang sering bermain gadget di depan anaknya. Bahkan yang membuat orang tua depresi adalah orang tua lebih khawatir kehilangan gadget ketimbang kehilangan anaknya. Bapak-bapak yang ketika bangun tidur itu mencari gadgetnya bukan malah mencari istri atau anaknya,” ungkapnya.

Baca juga  Ash-Shiddiiqi Competition 2022: Spirit Bangkitkan Jiwa Kompetisi dan Sportivitas Siswa Pasca Pandemi

Beliau juga menambahkan, ada batasan usia yang disampaikan oleh para pakar yaitu 0 sampai 5 tahun (Usia PAUD) tidak boleh terpapar gadget sama sekali. Namun jika ingin memperkenalkan dunia teknologi kepada anak itu boleh maksimal satu jam dalam satu hari. Usia 6 sampai 12 tahun maksimal 2 jam sehari untuk sarana belajar tertentu saja. Usia 13 sampai 18 tahun dipercayakan untuk menggunakan gadget dalam pengawasan orang tua.

Namun itu hanyalah teori. Sejauh ini belum ada orang tua yang betul-betul mengawasi anaknya dengan baik.

Di Sekolah Islam Terpadu Ash-Shiddiiqi sudah menggunakan program yaitu MDM (Mobile Device Management) yang digunakan untuk mengawasi aktivitas siswa saat mengoperasikan Abel (Alat Belajar) di kelas. Setiap hari siswa menggunakan Abel (Alat Belajar) hanya sebesar 30% saat KBM untuk menunjang teknologi dalam pembelajaran.

Dalam penggunaannya juga sangat diperhatikan dan terjadwal. Apabila telah selesai penggunaan langsung dimasukkan ke dalam lemari sehingga tidak dioperasikan secara berlebihan diluar KBM. Hal ini tentunya diharapkan menambah keefektifan di dalam pembelajaran.

Penulis: Tim Pewarta Ash-Shiddiiqi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru