Oleh: Syamsudin Kadir*
Oerban.com – Persatuan Ummat Islam atau PUI adalah salah satu organisasi berbasis massa Islam di Indonesia. Secara legal, PUI berdiri pada 21 Desember 1917.
Namun pada dasarnya ormas yang dipimpin pertama kali oleh tiga tokoh pendiri ini embrionya sudah ada belasan bahkan puluhan tahun sebelumnya. Tiga pendirinya yaitu KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi dan Mr. Syamsuddin.
Tiga sosok penting yang berjasa bagi PUI dan bangsa Indonesia. Tentu di samping banyak tokoh penting lainnya.
Ahad 21 Desember 2025, PUI genap berusia 108 tahun, tepatnya satu abad 8 tahun. Usia demikian tentu memiliki pengalaman yang sangat banyak, baik sepak terjang dalam membangun umat maupun turut berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
PUI bukan saja organisasi berdimensi keagamaan, tapi juga organisasi yang telah berjasa besar bagi negara. Bahkan PUI adalah salah satu ibu kandung yang sah bagi Indonesia.
Tiga tokoh pendiri PUI seperti yang sudah saya sebutkan di atas merupakan tokoh agama sekaligus tokoh nasional yang memiliki kontribusi besar pada persiapan dan pembentukan Indonesia sebagai sebuah negara baru.
Bahkan ketiganya merupakan perumus konstitusi seperti juga beberapa tokoh lainnya dari berbagai organisasi. Sehingga sangat wajar bila ketiganya dianugerahi sebagai pahlawan nasional.
Peran penting PUI dalam perjalanan sejarah bangsa ini bukanlah peran kaleng-kaleng. Tapi dibuktikan dengan berbagai sepak terjang yang konkret dan gemilang.
Lembaga pendidikan PUI seperti pondok pesantren, madrasah dan sekolah dalam banyak jenisnya di berbagai daerah telah menjadi saksi paling apik betapa kontribusi PUI bagi pembangunan dan kemajuan umat juga bangsa ini benar adanya. Sebuah kontribusi nyata yang mesti dikencangkan lagi ke depan.
Dalam konteks kini dan ke depan, sesuai tema milad ke-108 kali ini “Penguatan Gerakan Ishlah untuk Indonesia Emas 2045, PUI perlu menguatkan dirinya dalam rangka menyebar gerakan ishlah ke seluruh pelosok Indonesia dan dunia.
Ishlah artinya perbaikan. Gerakan ishlah yaitu satu gerakan yang dibangun dari prinsip dan nilai-nilai Islam berupa amar maruf nahi mungkar secara seimbang. Gerakan ishlah bermakna gerakan yang dipandu dan mengedepankan perbaikan di berbagai lini kehidupan umat dan bangsa.
Sebagai ibu kandung bangsa dan negara Indonesia, PUI mesti berupaya untuk memastikan lingkup kehidupan umat dan bangsa di berbagai lininya mendapatkan perbaikan menuju kemajuan.
Ishlah mencakup moral, karakter, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan kepemimpinan di berbagai levelnya. Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah mesti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari agenda PUI ke depan.
Karena itu, lebih praktis PUI perlu memperkuat beberapa hal sebagai berikut. Pertama, penguatan lembaga pendidikan. Berbagai lembaga pendidikan yang dimiliki atau yang dikelola oleh PUI mesti menghasilkan generasi umat dan bangsa yang unggul.
Bukan saja untuk berperan di sektor birokrasi dan dunia pendidikan, tapi juga sektor yang lainnya. Lembaga pendidikan PUI harus naik kelas dalam berbagai aspeknya. Kolaborasi dengan berbagai organisasi dan lembaga pendidikan perlu digiatkan, baik di dalam maupun luar negeri.
Kedua, penguatan lembaga ekonomi dan sosial. Organisasi yang memiliki perhatian pada sektor ini akan berdampak pada berlangsungnya berbagai kegiatan dan program organisasi.
PUI perlu menggalang forum pengusaha dan penggiat UMKM milik PUI. Hal lain, PUI perlu meneguhkan lembaga zakat, sedekah dan wakafnya. Sehingga kolaborasi sektor ekonomi dan sosial berjalan seiringan. PUI juga perlu menginisiasi Badan Usaha Milik PUI atau BUM PUI.
Ketiga, penguatan kaderisasi, regenerasi dan kepemimpinan. Hal ini menjadi elemen penting dalam organisasi modern, termasuk PUI. Bila Kaderisasi berkaitan dengan rekrutmen, pembentukan karakter dan pemetaan peran, maka regenerasi berbicara tentang pergantian peran di berbagai lini.
Kepemimpinan muda di setiap lini PUI perlu diperkuat. Hal ini selanjutnya dapat mempermudah PUI untuk melakukan ekspansi di level kepemipinan negara dan birokrasi negara.
Indonesia Emas 2045 sejatinya berkaitan erat dengan penyiapan generasi yang memiliki kualifikasi emas untuk Indonesia yang lebih maju. PUI dengan segala potensinya mesti berkonsentrasi untuk menyiapkan generasi unggul di berbagai bidang untuk dihadiahkan bagi kepentingan umat dan bangsa juga negara di berbagai sektornya.
PUI bukan saja memimpin dirinya, tapi juga memimpin Indonesia, bahkan berperan dalam menghadirkan peradaban dunia yang semakin damai, maju dan berkeadilan. (*)

