email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

3 Perbedaan Ramadhan di Masa Pandemi dan Sebelumnya

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Tak terasa sudah dua kali ramadhan, kita berada dalam masa sulit saat pandemi, kondisi virus mematikan yang penyebarannya sangat cepat dan tak pernah terkirakan sebelumnya. Dalam kondisi ini pula, ita juga harus tetap menjalankan  ibadah sebagaimana mestinya. Meskipun terdapat perbedaan, memaksimalkan ibadah dalam kondisi ini juga merupakan harapan semua orang.

Untuk dapat maksimal, pembiasaan diri dengan kondisi yang berbeda ini perlu dicermati dengan baik agar ibadah berjalan, dan resiko penyebarannya tidak membuat kita membahayakan diri sendiri dan orang lain. Berikut beberapa perbedaan aktivitas ramadhan di masa pandemi;

Pengurangan kumpul beramai-ramai 

Bulan ramadhan merupakan saat dimana kumpul bersama untuk berbuka puasa banyak dilakukan oleh banyak orang, mulai dari keluarga teman sebaya, hingga teman berbagai organisasi serta orang-orang terkasih. Sebelum pandemi, pilihan untuk berbuka bersama banyak dilakukan di café dan rumah makan, namun, saat pandemi kondisi tersebut harus benar-benar dipertimbangkan. 

Mulai dari pembatasan di tempat makan yang telah dibatasi, berkumpul dengan banyak orang menyebabkan resiko penularan yang tinggi, sehingga banyak orang yang membatasi pertemuan beramai-ramai tersebut. 

Penyesuaian rakaat salat tarawih

Saat Ramadhan, beribadah terasa menjadi lebih bersemangat, bukan hanya karena dilipatgandakan pahalanya, saat-saat demikian juga mendukung orang-orang untuk berlomba-lomba menjadi lebih baik. Namun, ada sedikit pembeda beribadah di masjid saat Pandemi dengan sebelumnya.

Dilansir dari beberapa media, Masjidil Haram bahkan mengurangi jumlah rakaat salat tarawih menjadi 10 rakaat untuk mengurangi resiko terpapar Covid-19. Di Indonesia, masjid-masjid yang biasanya menerapkan salat tarawih dengan 23 rakaat disesuaikan menjadi 8 rakaat saja. Tak hanya itu, para jamaah juga diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga  Waspadai Penyebaran Omicron, Guspardi Gaus Minta Pemerintah Perketat Kebijakan

Larangan mudik 

Seperti Ramadhan sebelumnya, puncak tertinggi mudik masyarakat biasanya h-3 lebaran hingga h+1. Namun, kondisi ini, saat Pandemi harus berkurang karena pemerintah telah menetapkan aturan larangan pulang kampung untuk mengurangi efek pandemi.

Padahal lebaran menjadi hari libur nasional yang dapat dimanfaatkan untuk berkumpul bersama sanak keluarga dari kesibukan pekerjaan dan pendidikan, namun, kondisi pandemi lagi-lagi membatasi.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru