Penulis: Ghina Syauqila
Sahabat, pada artikel sebelumnya yang dapat Sahabat baca di sini (5 Kebiasaan yang Ternyata Dapat Merusak Kesehatan Mentalmu (Bagian 1)), kita telah membahas dua dari lima kebiasaan yang dapat merusak kesehatan mental kita, yaitu perfeksionis dan multitasking.
Selanjutnya, di artikel kali ini, kita akan membahas tiga kebiasaan terakhir yang ber-potensi merusak kesehatan mental kita!
Apa sajakah tiga hal tersebut?
Sering begadang atau kurang tidur
Wah, wah, wah. Sepertinya orang dewasa dan yang mulai dewasa tidak ada yang tidak related dengan kebiasaan begadang ini. Entah itu untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan, bisa juga untuk bermain game atau scrolling platform sosial. Sahabat mungkin juga sudah akrab dengan imbauan tentang efek negatif begadang yang banyak digaungkan di mana-mana. Mungkin orang tua kita termasuk para pengimbau efek negatif begadang itu, hihi.
Selain alasan masalah kesehatan fisik dan fisiologis, sering begadang dapat memberi-kan efek yang menyerang psikologis kita, seperti di bawah ini.
Seringkali menghadirkan mood yang tidak enak di pagi harinya, alias badmood.
Kelelahan secara mental.
Membuat pikiran jadi letih.
Menjadikan kita rentan mengalami stres dan burnout.
Selalu memendam perasaan
Terkadang kita merasa takut membebani orang lain dengan perasaan-perasaan kita. Atau mungkin kita merasa tidak memiliki orang yang dapat mendengarkan keluh kesah kita.
Akibatnya, kita jadi memendam perasaan sendiri, dalam waktu yang lama, dengan perasaan yang menumpuk. Marah, dipendam. Sedih, dipendam. Kecewa, dipendam. Sakit hati, dipendam. Akibatnya lagi, kita, secara tidak sadar, jadi ‘lari dari masalah’ karena memilih menutup rapat-rapat perasaan itu—atau cenderung berpikir untuk melupakannya. Padahal hal itu justru membuat luka batin kita yang awalnya sudah terkoyak, terkoyak makin lebar. Lama-kelamaan, jika terus-menerus dipendam, dampak yang timbul adalah:
Mood swing
Kerap merasakan emosi-emosi negatif tanpa penyebab yang jelas.
Mati rasa
Emosi-emosi yang terkumpul dan menggenang ini akan ‘meledak’ pada puncaknya.
Bukan berarti maksudnya kita harus melampiaskan emosi, apalagi melampiaskan emosi dengan cara yang keliru. Yang ada kita malah bisa menyakiti orang lain yang sebenarnya tidak salah dan semakin memperunyam masalah. Tapi maksudnya, komunikasikan apa yang Sahabat rasakan tersebut secara asertif, setelah Sahabat menenangkan diri dan telah dapat berpikir dengan lebih jernih.
Malas gerak alias mager
Siapa yang prinsipnya #RebahanForLyfe? Hihi. Rasa-rasanya, untuk poin ini sudah semua orang paham bahwa mager nggak punya dampak baik apapun ya, Sahabat. Tidak hanya buruk untuk fisik, tapi juga mental. Ketika kita mager, kita jarang bergerak, yang akibatnya, bahasa sekarang itu, masih muda sudah jompo, atau badan kita rasanya ‘mleyot’. Sedangkan akibat psikologisnya yang tidak kalah ‘mengintimidasi’ yaitu:
Membuat kita jadi ‘tertinggal’ dari orang lain yang terus-menerus berjuang dan bergerak secara aktif.
Membuat kita jadi merasa inferior, insecure, dan mudah mengalami motivasi.
Memunculkan mood swing.
Menurunkan rasa percaya diri dan efikasi diri.
Meningkatkan rasa kesepian.
Nah Sahabat, di atas adalah dua dari lima kebiasaan yang dapat merusak kesehatan mental kita.
Stres memang kita butuhkan untuk mendorong kita agar terus bergerak maju, tapi kalau terus-menerus menerapkan kebiasaan di atas, stres yang dirasakan pun juga jadi semakin bertumpuk-tumpuk dan tentu tidak ada efek baik dari stres yang bertumpuk-tumpuk.